Serius? Film horor lho ini. Kok apresiasinya bisa begitu tinggi.
Selintas nampaknya demikian. Tapi ini bukan kali pertama Joko Anwar dengan film horornya meraih nominasi dan piala Citra. Jejaknya cukup banyak.
Jejak Horor/Horor-Thriller Joko Anwar di FFI
Coba kita flashback ke beberapa tahun sebelumnya. Film remake "Pengabdi Setan" (2017) sukses besar. Film merajai tahun tersebut dan ia juga berhasil meraih 13 nominasi piala Citra termasuk kategori utama, seperti film panjang dan sutradara terbaik.
Memang kemudian ia 'hanya' berhasil meraih tujuh dari 13 nominasi tersebut dan kebanyakan adalah bidang teknis, seperti kategori artistik, sinematografi, dan penata musik. Tapi tentunya prestasi tersebut juga patut dipuji.
Mundur lagi ke belakang ada "Modus Anomali" (2012). Film ini bisa dikategorikan thriller atau horor. Ia meraih satu nominasi FFI untuk penata suara (Khikmawan Santosa dan Yusuf A. Patawari).
Berikutnya adalah "Pintu Terlarang" (2009). Ia berhasil meraih tiga nominasi dan dua piala Citra untuk kategori sinematografi dan editing.
Dan film terakhir, yaitu "Kala" (2007) berhasil meraup tujuh nominasi FFI dan tiga piala Citra untuk kategori artistik, sinematografi, dan film berbahasa Indonesia. Di antara tujuh nominasi tersebut ada dua kategori utama, nominasi aktor terbaik (Fachry Albar) dan pembantu wanita terbaik (Shanty). Film ini juga bisa masuk kategori horor atau noir-thriller.