Jakarta rawan akan banjir. Minimnya ruang terbuka hijau, sebagian masyarakat yang masih cuek membuang sampah sembarangan, dan bangunan yang menutupi selokan dan sebagainya menjadi penyebab di antaranya.
Sejak beberapa tahun lalu di lingkungan tempat tinggalku gencar dilakukan penghijauan. Setiap rumah diwajibkan menanam lima tumbuhan, jenisnya terserah, bisa ditanam di kebun atau ditaruh di pot. Setiap RT juga memiliki lahan mungil sebagai taman. Selain untuk penghijauan juga agar rumah nampak lebih semarak.
Kemudian biopori pun digalakkan. Setiap rumah juga disarankan memiliki biopori. Hanya sayangnya di lingkungan tempat tinggal tidak ada komposter. Aku akhirnya membeli sendiri komposter berukuran kecil. Bank sampah di sini juga sayangnya tidak berjalan. Padahal setahuku tempatnya ada di kelurahan tapi tidak terlihat aktivitasnya sama sekali.
Pihak RW kemudian berinisiatif untuk kembali melakukan persiapan sebelum hujan besar tiba. Membuat sumur resapan. Di lingkungan kompleks terdapat delapan RT, nanti diusahakan 1 RT minimal memiliki 1 sumur resapan. Syukur-syukur bisa lebih. Karena daerah tempat kami curah hujannya cukup besar.
Mulai kemarin petugas mulai mengebor tanah dan membuat sumur resapan. Diameternya cukup besar dan bagiannya cukup dalam membuatku agak was-was karena lubangnya tidak ditutup karena belum selesai. Aku jadi kuatir ada hewan seperti kucing yang jatuh ke lubang. Apalagi lokasinya tak jauh dari rumah, hanya 1,5 meter dari pagar rumah.
Daerah kamu memang bukan masuk daerah rawan banjir. Tapi daerah tetangga kami yang lokasi tanahnya di bawah kami sering langganan banjir. Ada kalanya banjir itu kiriman dari kami yang lokasinya lebih tinggi. Adanya sumur resapan ini diharapkan dapat menampung air hujan, menghambat laju air hujan yang menggenang dan mengalir serta membantu menyerap air.
Musim hujan memang belum tiba. Tapi sebaiknya bersiap-siap dulu daripada nanti kelabakan.