Bunyi berbeda terdengar dari hapeku. Panggilan dari seseorang. Kubaca nama yang muncul di layar. Telepon dari Malang. Dari ibunda.
Kami saling menanyakan kabar. Menanyakan kondisi kesehatan kemudian bertanya tentang aktivitas pagi hari ibu dan ayah. Biasanya setiap sekitar pukul 05.30- 06.00 WIB, ibu dan ayah berjalan kaki berkeliling. Mereka memulai kebiasaan ini sejak hendak berangkat haji dan berlanjut hingga sekarang.
"Nggak, Mama sudah berhenti kegiatan jalan kaki pagi sejak pandemi," jawab ibu. Kalau Ayah? Aku kembali bertanya.
Ayah susah dilarang. Meski tak lagi jalan pagi bersama ibu, ia tetap rajin berjalan kaki dengan rute yang pendek meski sudah masuk waktu berpuasa. Setelah jalan berkeliling kemudian diakhirinya dengan senam pagi di teras rumah. Jika dilarang ibu untuk jalan berkeliling, ayah menjawab ingin tetap sehat.
"Pakai masker kan kalau Ayah jalan keliling?" Aku memastikan. "Iya, Papa pakai masker kalau jalan ke luar rumah," terang ibu.
Sejak ayah rajin olah raga memang kondisi kesehatannya jadi lebih prima. Hanya aku agak was-was jika beliau masih jalan berkeliling. Tapi daripada beliau tertekan harus selalu di rumah dan malah sakit, ya mending jalan kaki asal berhati-hati, ke luar rumah dengan tetap mengenakan masker.
Aku sendiri juga kangen olah raga lari. Melihat udara pagi yang segar dan cuaca yang bersahabat maka ingin rasanya mengenakan sepatu, berjalan dan kemudian berlari.
Kampus mungkin lagi sepi dan alangkah enaknya berlarian di tepi danau dan kawasan hijau lainnya. Tapi Depok masih zona merah dan riskan untuk ke sana. Olah raga bisa dilakukan di rumah.