Bulatan ronde mengapung-apung di tengah-tengah kuah jahe. Ketika digigit, teksturnya yang kenyal terbuka mengeluarkan lava gurih dari kacang tumbuk. Setelah bulatan ronde yang terbuat dari tepung ketan masuk ke perut, maka sendok pun beralih ke kacang goreng dan kuahnya yang pedas hangat. Sedap. Ronde salah satu minuman yang kusuka saat musim hujan.
Ronde termasuk hidangan yang dulu populer di Malang. Sekitar pukul tujuh malam biasanya penjual ronde dan angsle berkeliling. Aku lebih suka ronde karena kuahnya yang hangat serta bulatan rondenya yang enak. Seperti kelepon hanya isiannya dari kacang, bukan sekedar gula merah. Sayangnya sudah lama aku tak melihatnya lagi si penjual tersebut berkeliling. Penjual minuman ini semakin jarang terlihat.
Dulu aku pernah membuatnya sendiri. Yang pertama tentunya menyiapkan bulatan rondenya. Sebenarnya agak mirip dengan cara membuat kelepon, dengan bahan utama tepung ketan yang dipulung dengan air kapur sirih dan air daun suji. Bagian tengahnya diisi dengan kacang yang telah disangrai dan ditumbuk dan dicampur dengan sedikit gula. Selanjutnya direbus hingga ia matang dan mengapung. Setelah itu bulatan ronde dihidangkan dengan kacang tanah dan kuah jahe dengan gula merah.