Satu kucingku baru meninggal karena sakit. Kemudian muncul bayi kucing. Inilah kehidupan, ada kematian dan juga kehidupan.
Memiliki anggota keluarga baru berupa bayi kucing adalah tantangan tersendiri. Sudah banyak kenangan akan cerita-cerita bayi kucing yang membuatku sedih. Perlu kekuatan dan kemauan dari si anak kucing untuk bertahan hidup dan tumbuh besar menjadi anak kucing dan kucing dewasa.
Sudah belasan anak kucing lahir di lingkungan rumahku. Tak semuanya berhasil menjadi kucing dewasa. Ada yang sakit, juga ada yang karena bernasib malang seperti tertabrak kendaraan. Kucing-kucingku yang berhasil menjadi kucing dewasa di antaranya Nero, Coki, dan si Mungil. Ada lagi beberapa kucing yang memutuskan menjadi kucing liar dan hanya singgah saat waktu makan.
Masa-masa rawan bagi fase kehidupan kucing adalah masa bayi. Saat itu mereka sangat perlu dukungan dari induknya. Dua kali ada induk kucing yang mengalami sindrom baby blues. Mereka meninggalkan bayi kucingnya begitu saja.
Aku pernah mencoba merawat para bayi kucing itu. Mereka nampak seperti bayi tikus dengan tubuh kecil dan mata tertutup. Aku agak takut-takut merawatnya dan mencoba memberinya makanan pengganti air susu induk kucing
Tapi rupanya peran induk sangat penting pada usia mereka yang masih dua hari tersebut. Aku tak berhasil menyelamatkan mereka.
Kini ketika si Mungil membawakan bayinya aku berharap si Mungil bisa menjadi induk kucing yang baik. Ia awalnya kucing yang lincah dan nakal. Tapi untunglah kemudian ia berhasil menjadi mama kucing yang baik. Setidaknya ia mau menyusui dan membersihkan tubuh bayinya.
Kini si bayi kucing telah berusia tiga minggu. Si Mungil mencoba menyapih anaknya. Ia mulai suka menendang jika anaknya mendekatinya untuk menyusui. Sementara si anak sendiri belum tertarik untuk menyantap makanan selain air susu induknya.
Penyakit yang umumnya menemani anak kucing mulai muncul. Matanya agak belekan dan agak pilek. Aku mencoba membuatnya berjemur di matahari, sayangnya cuaca terus mendung.
Aku meneteskan obat tetes mata khusus anak kucing. Ia nampak kesakitan mungkin karena terasa perih di matanya. Tapi perlahan-lahan matanya mulai membaik. Mudah-mudahan ia segera sembuh.
Kehadiran si bayi kucing memberikan warna dalam kehidupanku. Ia mulai lincah dan berlari ke sana ke mari. Tingkahnya yang lucu membuatku merasa gemas.
Aku berharap si bayi kucing bisa tumbuh sehat hingga dewasa. Dengan adanya anggota baru maka kini kucingku kembali berempat, Nero, Mungil, Coki, dan si bayi kucing yang belum kunamai.