Surabaya, Juni 1921, pada rapat Pemuda Jawa (Jong Java), seorang pemuda berkisar umur 20 tahun-an masuk ke ruangan dengan langkah pasti. Setiap orang terheran melihatnya. Mereka ternganga melihat pemuda itu memakai peci. Sesuatu yang tak biasa pada masa itu. Pemakaian peci, blankon, sarung dipandang sebagai cara berpakaian kaum yang lebih rendah.
KEMBALI KE ARTIKEL