Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pesan Cinta Kak Zoya #2

19 Januari 2011   22:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:23 379 2
[caption id="" align="aligncenter" width="464" caption="ilustrasi kartu nama om google"][/caption] ************ Jakarta, 6 November 2008 ********** Masih melekat diingatan malika awal mula perkenalannya dengan Arya, pria yang kini menempati jejeran teratas relung hatinya. Malika berusaha mememdam rasanya, maklumlah usia perkenalan keduanya masih hitungan minggu dan berlum terlalu lama. Tapi sore ini, rona di wajah malika tak lagi dapat ia sembunyikan. "Emang kita mau kemana sih ?" tanya Arya lembut pada gadis yang duduk manis disampingnya. Malika hanya tersenyum penuh arti tanpa mau memberitahukan tujuannya. Diliriknya bungkusan plastik yang disimpan dikursi belakang mobil arya. Sepulang mengajar tadi malika meminta diantarkan kesebuah pusat perbelanjaan oleh arya, dan hasilnya dua buah plastik besar yang kini bertengger manis dikursi belakang. "Kok gak di jawab ?" kali ini agak memaksa arya bertanya pada malika, tapi malika tetap tidak mau menjawab. Mobil yang dikemudikan arya telah sampai di perempatan lampu merah taman yang biasa malika lewati setiap pulang mengajar. Malika memberikan aba - aba pada arya untuk membelokkan mobilnya memasuki kawasan parkir yang ada disisi lain taman itu. Arya masih tidak tahu tujuan malika, tapi tebakannya mengarah pada sesuatu yang sebetulnya tidak dia inginkan. Malika keluar dari mobilnya, membuka pintu mobil bagian belakang dan mengambil dua buah bungkusan besar yang tadi ia letakkan disitu. Sementara arya yang berdiri disisi pintu satunya, hanya terpaku tanpa tahu arah tujuan malika. "Yuk!" ajak malika kemudian. Malika berjalan menyusuri jalan - jalan taman yang sudah diblock rapi dengan batu. Disisi kanan dan kiri taman berjejer rapih beberapa bangku yang terbuat dari kayu. Asri, cocok untuk menyendiri dan tempat refrehsing melepas penat. Malika terlihat meneliti keseluruh penjuru taman, hendak mencari seseorang. Sementara Arya hanya mengikuti langkah malika kemanapun ia pergi sambil menenteng satu bungkusan milik malika. Tak lama mencari, ada sesosok tubuh mungil yang melaibai dari kejauhan. Malika segera membalas lambaian anak itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya masih setia dengan bawaannya. Gadis itu terlihat agak berlari menghampiri malika. Sementara Arya, berusaha membuat perasaannya lebih tenang, entah karena apa. "Kakak dateng" ucap gadis itu setelah sampai dihadapan malika, terlihat sibuk mengatur nafasnya. Malika membungkuk, berusaha mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu. "Kakak dateng buat siti". Senyum lebar segera mengembang dari wajah mungil siti. "Siti, ini temen kakak namanya kak Arya". Arya segera menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan siti setelah mendapat aba - aba dari malika. Siti segera menyambut uluran tangan arya, tak tampak lagi ketakutan seperti kali pertama ia bertemu malika dulu. Arya segera mengetahui arah tujuan malika. Mereka bertiga lalu berjalan ke sudut lain taman itu, tepatnya disudut belakang taman, tempat siti dan keluarganya tinggal. Malika menutup senja dihari itu dengan indah. ********* Jakarta 2 Desember 2008 ********** "Bunda... bunda..." malika terlihat sibuk mencari bundanya keseluruh penjuru rumah. Yang dicari rupanya ada disudut rumah malika yang lain, dihalaman belakang. Asik bercengkrama dengan anggrek - anggrek indah yang ditata rapih. "Bunda punya kartu namanya kak wira gak ?" tanya malika langsung setelah menemukan keberadaan sang bunda dan mencium lembunt tangannya. "Buat apa sayang" tanya bundanya bingung, karena tidak biasanya malika bertanya tentang kekasih hati sang kakak. "Rencananya tahun depan Tyas mau nikah bunda, tapi dia bingung milih WO (weeding organizer), kalo gak salah kak zoya pernah bilang deh kalo pangerannya itu punya usaha WO" jelas malika kemudian. "Jadi kartu namanya wira mau buat tyas, gitu ?". Malika mengangguk mantap. Bunda terpaksa menghentikan aktivitasnya, demi mengambil sebuah kartu nama untuk sang bungsu. Malika mengikuti bunda berjalan disampingnya menuju kamar bunda. Diambilnya sebuah kertas bertuliskan Raden Aryadipa Prawira lengkap dengan alamat kantor dan rumah sang empunya kartu dari dalam kotak kecil tempat menyimpan kartu nama "Raden aryadipa prawira" ucap malika seraya mengejah tulisan yang tertera dikertas itu setelah menerimanya dari bunda. "Iya, itu nama lengkapnya wira, kenapa ?" bunda agak heran melihat reaksi anaknya. "Gak pa-pa bunda, cuma kayak pernah denger aja" tukas malika. Entah rahasia besar apa yang ada dibalik nama itu, tapi yang jelas malika senang bisa membantu tyas dalam mempersiapkan hari bersejarah sahabatnya. Tyas adalah sahabat malika sejak SMA dan rupanya tyas yang akan terlebih dahulu menyongsong hari indahnya. Malika mendapat mandat untuk menjadi PJ acara besar tyas, dan sebagai seorang sahabat malika tak mungkin menolak permintaan tyas. Tanpa disadari Tyas jugalah yang akan menyibak rahasia besar yang akan mengubah hidupnya... ******************************************************* Tulisan sebelumnya : pesan cinta kak Zoya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun