Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Rumah Hantu

22 Juli 2023   22:10 Diperbarui: 22 Juli 2023   22:13 188 5
RUMAH HANTU
DN Sarjana

Rumah itu sangat besar dan luas. Terletak di daerah puncak. Dapat dipanstikan hawanya pasti sejuk. Tenpat seperti ini sangat pas digunakan tempat menginap dan refreshing. Dari pinggir jalan menuju rumah itu, tidak terlalu jauh. Kita bisa  perhatikan, ketika melepas pandang ke arah rumah tua, bisa dibayangkan  betapa banyaknya uang yang ditanam untuk membangun rumah itu. Pastilah yang punya orang kaya. Karena lama tak terurus, tanaman taman tampak tumbuh liar menjulang. Demikian juga tanaman liar dan gulma, merayap di tembok.

Konon rumah tua ini menjadi sangat angker. Suatu hari beberapa orang yang suka pada spritual dan mistik pernah masuk ke rumah itu. Cerita dari mulut ke mulutpun berkembang. Utamanya cerita dari masyarakat setempat.

"Apakah Bapak pernah tahu tentang rumah itu?" Tanya Rudi kepada Kacung yang rumahnya tidak jauh dari tempat itu.
Kacung kelihatan mengingat masa lalunya.

"Pastinya saya tidak tahu. Waktu itu saya masih kecil. Kalau tidak salah rumah itu berdiri saat saya masih duduk di bangku SMP."

"Tahun berapa bapak SMP?"
Sambil memandang ke atas, Kacung menjawab. "Kalau tidak salah tahun 80an." Jawab Kacung walau sedikit ragu.

"Waduh, sudah 40 tahun lebih. Berarti saya belum lahir pak." Sahut Rudi memberi semangat Pak Kacung.

Mereka kemudian berjalan mendekati rumah tua itu. Tapi untuk masuk kedalam sangatlah sulit karena jalan ke rumah itu sudah tidak jelas. Apalagi tumbuhan liar sangat tebal. Tampak rumah itu sangat luas. Model bangunan mengikuti testur tanah yang berundag. Kalau rumah difungsikan, betapa megah dan indahnya. "Pikir Rudi."

"Pak, Bapak pernah dengar ndak peristiwa mistik tentang rumah ini?"

Pak Kacung, merenung. Lalu menjawab. "Pak Rudi, apa yang saya ceritakan adalah cerita dari mulut ke mulut. Saya hanya menceritakan cerita yang beredar. Entah siapa yang memulai."

"Tidak apa-apa Pak Kacung. Bapak kan menceritakan cerita yang pernah Bapak dengar. Tidak mengarang-ngarang."

Atas ajakan Pak Rudi, mereka kemudian mencari warung untuk membeli kopi. Berjalan tidak lebih dari 10 meter, mereka sudah menemukan warung yang dituju. Mereka memesan kopi. Setelah mereguk kopi, Pak Kacung mulai bercerita.

"Setelah rumah itu terbengkalai, masyarakat disekitar sini merasa was-was. Menurut kepercayaan rumah yang ditinggal terlalu lama akan dihuni oleh mahluk lain. Masyarakat disini menyebutnya gamang seperti memedi, samar,..... Bisa juga roh halus atau manusia yang meninggal tidak wajar, sehingga tidak mendapat tempat yang layak."Pak mengisap rokoknya, hingga berhenti sejenak. Kesempatan ini juga digunakan oleh Rudi untuk meminum kopi sambil menggunakan kesempatan bertanya.

"Apakah Bapak pernah mendengar hal yang aneh dari rumah itu?"

"Sering, termasuk masyarakat di sini."

"Kapan itu Pak? Nanti dijawab Pak. Kita makan dulu. Saya sudah pesankan nasi. Ini sudah siang." Pak Rudi memegang tangan Pak Kacung. Mungkin beliau ingin memperagakan atau menunjuk daerah mana saja suara di tengah malam sering terdengar. Sesungguhnya pak Rudi tidak ingin meneruskan cerita itu, karena ia akan lama bekerja mengambil proyek villa di ujung utara.

BERSAMBUNG




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun