Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Fenomena Komunikasi Antarbudaya dan Representasi Budaya Nasional Dalam Film "Bumi Manusia"

13 Januari 2024   23:50 Diperbarui: 13 Januari 2024   23:57 247 0
Film Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul lain yang dijuluki Kuartet Buru telah lama disucikan sebagai salah satu karya sastra Indonesia yang penting. Diciptakan selama pengasingan politik di Pulau Buru (sesuai dengan judul kuartetnya), kisah seorang bangsawan pribumi dan seorang selir melawan pemerintahan kolonialisme Belanda yang menindas, sangat vokal dan menggugah pikiran. Bahkan lama setelah kemerdekaan, narasi tersebut dianggap terlalu kuat sehingga rezim Orde Baru melarang buku-buku tersebut beredar secara nasional, segelintir bukunya masih bertahan dan beredar internasional, menjadikannya karya sastra Indonesia paling populer yang tidak dirilis di negara asalnya. ia menyandingkan kisah tentang penindasan di tanah airnya, ketika Rezim Baru tumbang, Bumi Manusia menemukan jalan kembali ke Indonesia. Sejak itu, diskusi tentang mengadaptasi epik tersebut menjadi sebuah film layar lebar telah muncul; namun, produksinya terhenti hingga Falcon Pictures (perusahaan produksi pembuat box office) mengambil tindakan. Film tersebut banyak mengandung nilai sosial dan nilai kebudayaannya menurut konsep dan teori teori komunikasi antarbudaya, antara lain :

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun