Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Coklat Panas

5 Juli 2023   07:11 Diperbarui: 5 Juli 2023   07:16 198 1
Seorang pria tengah menyemprot sekumpulan bunga mawar yang terlihat segar di depan sebuah bingkai yang berisi foto seorang wanita yang tersenyum sangat manis, seakan kesegaran sang bunga terserap ke dalam bingkai foto tersebut. Dengan telaten si pria menyemprot dan menata rapih bunga itu dengan di latari hiruk pikuk jalanan kota dari lantai 12 sebuah gedung perkantoran.
"Memangnya tidak lelah mengurus bunga terus putra ?" suara seseorang memecah keheningan ruangan milik pria tersebut.
"Eh papah bikin Putra kaget aja." Ujar pria tersebut yang ternyata bernama Putra.
"Memangnya gak mau di urus kamu Put ?" Tanya sang papah.
Sambil tersenyum putra menjawab, "Papah nih sudah bertanya hal itu 6 kali loh hari ini pah." Putra masih enggan mengalihkan fokusnya dari bunga tersebut.
"Putri papah sudah ada di tempat yang sama indahnya dengan mawar mu itu nak, apa kamu gak mau cari penganti Nayla ?" Ucap sang papah sambil ikut memandangi foto gadis yang ternyata bernama Nayla itu.
"Pernikahan ini memang karena perjodohan pah, tapi 3 tahun bukan waktu yang sedikit aku bersama Nayla putri papah sudah benar-benar membuat Putra jatuh pada setiap jengkal pesonanya." Ucap Putra menerawang jauh ke depan langit di hadapannya.
"Papah tahu nak, sangat tahu papah juga butuh waktu banyak untuk mengikhlaskan kepergian putri satu-satunya yang papah miliki, tapi ini sudah berlalu 2 tahun dari kepergian Nayla papah yakin Nayla juga memiliki keinginan yang sama dengan papah." Jelas sang papah sambil menatap Putra.
"Putra tahu pah apa yang papah mau, tapi Putra masih butuh waktu biarkan sesuatu seindah Nayla hadir tanpa tuntutan siapa pun dan Putra ingin siapa pun wanita itu mampu menyayangi papah juga." Ucap Putra sambil meyakinkan papah.
"Papah memang tidak salah menganggap kamu anak papah Putra." Ucap papah.
Setelah percakapan itu Putra kembali melanjutkan pekerjaannya, siang ini Putra harus menghadiri rapat yang tidak terlalu formal di cafe rose. Panas tidak terlalu terik Putra memutuskan berjalan kaki ke cafe tersebut.
"Selamat siang pak mau pesan apa ?" Tanya seorang pelayan perempuan kepada Putra.
"Saya pesen coklat panas aja tapi jangan di tambah gula." Ucap Putra, memang sejak bersama dengan Nayla banyak kebiasaan buruk Putra yang berubah dan ya salah satunya adalah mengganti kopi dengan coklat panas.
Rapat pun di mulai mereka membicarakan banyak hal seputar bisnis dan kerjasama. Putra sesekali menyeruput coklat panas pesanannya, anehnya rasa coklat ini sangat nyaman di lidah Putra bukannya menyamakan memang rasanya mirip dengan buatan Nayla. Rapat berjalan dengan sangat lancar, selesai rapat Putra tidak langsung pulang tetapi memperhatikan seorang gadis yang tengah sibuk melayani banyak pelanggan. Ya gadis itu yang tadi membuatkannya coklat panas, aneh Putra malah menampilkan sebuah senyum kecil sebelum meninggalkan cafe tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun