Berita baiknya adalah ternyata kita dapat membebaskan diri kita dari belenggu suara itu.(Saya pernah coba) Caranya adalah dengan menjaga jarak dengan suara itu, dan dimulai menjadi pengamat atas lintasan pikiran kita sendiri. Kita menjadi pengamat terhadap lalu lalangnya suara dalam pikiran kita sendiri. Setelah mengamati, coba ajari mereka kebijaksanaan. Berlatihlah dengan mulai mendegarkan suara itu sesering mungkin. Perhatikan dengan cermat tatanan pikiran yang muncul berulang-ulang dalam kepala kita. Dengarkan suara itu tanpa memihak, dan jangan buat penilaian dulu. Kita harus mendengarkan dan mengawasinya berulang-ulang sampai kita kita bisa menilai suara-suara itu. Dan kita mengatakan ke suara itu " Hei..........kamu kekanak-kanakan!!!" , "Hei..........kamu itu kuat jangan lemah!!", "Hei....sabar dan ikhlaslah!!" , "Hei...........kamu gak boleh begitu!!" atau "Hei........ jangan begitu, itu dilarang agamamu !!!" dan seterusnya guys.
" Skenario minum obat pun yang pahit sekalipun bisa membuat kita tersenyum jika skenario dalam otak kita mengatakan hanya obat itu saja yang membuat kita sembuh kembali ".
Dengan begitu, kita bisa jadi pengawas yang hebat terhadap diri kita sendiri. Dan kita juga bisa membuat jarak terhadap pikiran kita. Menjadi pengawas bagi pikiran, ini juga berguna untuk memberikan respon terbaik setiap kali muncul stimulus yang datang pada kita, kita bisa memilih respon yang baik walaupun stimulusnya tidak mengenakan.
Salam Hangat ,
Penulis Amatiran 'devina'