Alkisah, peri Amaryllis jatuh cinta kepada seorang gembala bernama Alteo. Ternyata cinta Amaryllis bertepuk sebelah tangan.
Wajah Alteo yang setampan Apollo dan tubuhnya yang sekuat Hercules membuat semua perempuan dan peri jatuh hati padanya. Sayangnya, Alteo hanya tertarik pada pekerjaannya dan keindahan bunga-bunga yang bermekaran.
Peri Amaryllis yang berharap bisa memenangkan hati Alteo meminta nasehat orakel (peramal) di Delphi (kota yang terletak di lereng Gunung Parnassus, di bawah mata air "Castalian Spring". Bangsa Yunani menyebutnya sebagai pusat dari tata surya). Orakel memberi petunjuk untuk mengetuk pintu rumah Alteo setiap hari selama 30 hari. Ia juga harus mengenakan gaun berwarna putih dan menusuk jantungnya dengan panah emas setiap kali ia datang.
Amaryllis pun menuruti petunjuk dari orakel. Selama 29 hari Alteo tidak peduli dengan kedatangan Amaryllis. Dia tetap asik dengan kegiatannya sendiri. Di hari ke 30, Alteo pun membukakan pintunya. Betapa terkejutnya pemuda tersebut menyaksikan bunga-bunga cantik berwarna merah yang belum pernah ia lihat sebelumnya bermekaran di sepanjang jalan.
Ternyata bunga tersebut berasal dari tetesan darah sang peri selama 29 hari, dimana gaun putihnya sudah memerah bersimbah darah. Alteo terpana melihat pemandangan di depannya sehingga ia pun jatuh cinta pada keteguhan dan keindahan Amaryllis. Seketika itu pula jantung peri Amarylis yang tertusuk panah emas sembuh kembali.
***
Bagi orang-orang Yunani, Amaryllis () memiliki arti kemegahan atau berkilau. Bunga Amaryllis merupakan representasi kekuatan, kepercayaan diri, keteguhan hati dan kecantikan seorang wanita. Oleh karena mahkotanya yang besar dan tumbuh tegak menjulang tinggi di antara bunga-bunga lainnya, Amaryllis juga dianggap mengisyaratkan suatu keangkuhan. Namun di jaman itu, sebutan angkuh untuk seorang wanita mengacu sebagai pujian untuk wanita cantik.
*
Devira Sari
Repost from 2018