Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Sindroma Patah Hati

21 Januari 2021   10:33 Diperbarui: 21 Januari 2021   11:01 182 1
Saya baru saja mengikuti lomba cerpen nasional dengan tema yang sudah ditentukan yaitu Patah Hati. Pengalaman saya patah hati cukup banyak juga. Namun, karena saya tidak ingin membuat karya yang hanya berdasarkan hal-hal subjektif saja, maka saya mencari berbagai sumber bacaan. Hal ini saya lakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam sekaligus lebih meluas tentang topik ini.

Tema ini bisa dibilang universal. Patah hati tidak hanya tentang hubungan romansa dan kehilangan saja. Perpisahan dengan orang/objek yang dicintai, pertemuan di waktu yang tidak tepat, mendapatkan diagnosis suatu penyakit kronis, dan lainnya, dapat menjadi pemicu patah hati. Semua orang, terutama orang dewasa, beresiko mengalami patah hati.  Katanya sih, patah hati itu salah satu proses belajar menuju pendewasaan diri. Ada pula yang mengatakan bahwa patah hati adalah salah satu jalan menuju spiritualitas, supaya kita lebih dekat dengan pencipta dan menemukan makna di balik penciptaan diri kita.

Benarkah hati bisa patah? Ataukah patah hati itu hanya istilah penyair supaya terkesan melankolis?
Patah Hati dalam bahasa inggris disebut Broken Heart. Seperti yang kita ketahui Heart dapat berarti jantung (organ tubuh) atau hati (perasaan/bukan organ tubuh), sementara Broken artinya patah atau hancur. Broken heart berarti adanya gejala mirip serangan jantung yang muncul sebagai respon dari tekanan emosional yang parah (dan bisa juga fisik). Rasanya seolah jantung ini hancur dan remuk di dalam dada. Kondisi ini disebut dengan Broken Heart Syndrome. Kemudian di terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi sindrom patah hati. Patah hati benar-benar mendeskripsikan kondisi yang terjadi dan memang terkesan melankolis sekali ya.

Gejala sindrom patah hati mirip seperti gejala serangan jantung yaitu mendadak terasa sangat sakit di bagian dada, detak jantung tidak beraturan, napas sesak, syok jantung, tekanan darah menurun, dan kadang bisa sampai pingsan. Kebanyakan orang yang mengalami sindrom ini akan mengira bahwa mereka mengalami serangan jantung. Namun setelah diperiksa ke dokter, orang dengan sindrom ini tidak mengalami masalah di coronary arteries dan biasanya gejala dapat sembuh dengan sendirinya tanpa adanya kerusakan jantung jangka panjang.

Kenapa orang bisa patah hati?
Sebenarnya penyebab pasti dari sindrom ini belum ditemukan. Namun, banyak kasus yang menunjukkan bahwa kehilangan orang yang dicintai, perpisahan, kelelahan fisik yang berlebihan, kegagalan mendapatkan sesuatu yang diusahakan mati-matian, bencana alam, bangkrut, mimpi yang gagal diraih, menemukan kebenaran yang menyakitkan, bahkan kejutan atau reuni dapat memicu terjadinya sindrom patah hati. Kejadian-kejadian ini dapat menyebabkan lepasnya hormon stres pada orang yang mengalaminya. Akibatnya, berkuranglah kemampuan jantung memompa darah atau membuat jantung berkontraksi lebih kuat dari kondisi normal.

Sindrom patah hati juga memiliki bahasa ilmiah loh, yaitu Takotsubo Cardiomyopathy and Stress-Induced Cardiomyopathy. Artinya, terjadinya stres yang disebabkan oleh disfungsi atau gagalnya kerja otot jantung. Takotsubo itu bahasa Jepang yang bermakna perangkap gurita. Penggunaan istilah ini bukan tanpa alasan. Ternyata saat mengalami sindrom patah hati, terjadi abnormalitas pada dinding bilik jantung sebelah kiri. Bagian bawah dari bilik jantung sebelah kiri membengkak seperti balon, sementara bagian atas bilik jantung berkontraksi secara normal. Kondisi abnormal ini menjadi persis seperti bentuk perangkap gurita (tako-tsubo) yang biasa dipakai para nelayan di Jepang. Hal ini dapat terlihat dari hasil X-Ray.

Siapa yang rentan mengalami sindrom patah hati?
Penelitian-penelitian berbasis gender menemukan bahwa perempuan lebih rentan terhadap sindrom ini, bahkan bisa dikatakan sindrom patah hati hampir eksklusif terjadi pada perempuan. Perempuan paska menopause memiliki resiko lebih tinggi karena level estrogennya berkurang. Penelitian terhadap tikus betina menunjukkan bahwa tikus yang ovariumnya diangkat dan yang diberikan hormon estrogen memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap masalah di jantung saat diberikan stres. Namun, pria juga dapat mengalami sindrom patah hati. Katanya sih, pria yang patah hati kondisinya lebih parah dan lebih sulit move on dari perempuan yang patah hati (tapi bagian ini belum saya temukan penelitiannya heheee).

Seberapa parah sindrom patah hati ini?
Sering kali orang yang mengalami sindrom ini tidak memiliki masalah dengan jantungnya dan secara fisik sehat. Biasanya, abnormalitas dinding bilik jantung akibat sindrom ini akan kembali normal dalam satu hingga empat minggu. Kebanyakan orang dengan sindrom patah hati akan pulih total dalam dua bulan. Meskipun sindrom ini tidak sampai menyebabkan kerusakan jantung, ada juga kasus yang menunjukkan gagalnya fungsi jantung selama mengalami sindrom ini, bahkan ada pula yang sampai meninggal dunia. Namun kasus seperti ini jarang terjadi.

Dalam dunia Sastra, patah hati sering kali menjadi tema suatu karya. Patah hati mengubah kehidupan para penyair ini hingga menjadi inspirasi bagi mereka untuk berkarya. Karya-karya mereka dapat menyentuh hati pembaca dan menginspirasi banyak orang. Jalaluddin Rumi adalah seorang sufi agung yang populer dengan syair-syair indahnya. Berbagai pengalaman patah hati telah dia alami selama perjalanan hidupnya sehinnga membuatnya bersyair, "seorang sufi adalah laki-laki maupun perempuan yang telah patah hati terhadap dunia". Syair-syair Rumi banyak yang bertema cinta dan patah hati. Namun, karya-karyanya bukan lagi tentang cinta dalam tataran duniawi, melainkan cinta spiritual kepada Zat Yang Maha Tinggi.

Penyair terkenal lain, Lord Byron, seorang penyair asal Inggris yang cukup terkenal dalam puisi-puisi yang bernada romantis. Perjalanan hidup dan cintanya tidak mulus. Dia berkali-kali mengalami patah hati dan menyesal telah menuliskan karya-karyanya. Salah satu kutipan syairnya yang terkenal adalah "The heart will break, but the broken live on" -- Hati akan hancur, namun meskipun hati itu hancur, hidup terus berlanjut.

Devira Sari
Jakarta, 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun