Masih ingat ketika pertama kali menonton film remaja bersama teman se-geng sepulang sekolah? Lalu, kita merasa seolah-olah pernah mengalami cerita yang serupa dengan pemeran yang ada di film tersebut? Kalau dua pertanyaan tersebut jawabannya, ya, maka selamat bernostalgia, wahai para remaja awal tahun 2000. Salah satu yang mengalaminya adalah saya sendiri. Saya masih ingat momen-momen mengantri di bioskop saat premier film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) bersama teman satu geng di sekolah. Rasanya bagai menjadi anak gaul di kalangan ABG (Anak Baru Gede) kala itu. Kemudian, puisi AKU karya Chairil Anwar menjadi topik populer yang diperbincangkan di kalangan remaja. Bahkan, banyak yang sampai hafal seluruh baitnya hingga dijadikan bahan untuk musikalisasi puisi. Ekstrakurikuler majalah dinding (mading) dan basket yang sudah banyak peminatnya dari dahulu, kini menjadi tambah bergengsi. Baju pas di badan, rok pendek di atas lutut, kaus kaki panjang sampai pangkal betis, dan sepatu pantofel menjadi gaya busana paling
nge-hits saat itu. Pokoknya, gak gaul deh kalau tampilannya gak seperti geng AADC, gak ikutan ekstrakurikuler mading, suka puisi, dan punya pacar pemain basket. Masa-masa remaja yang terindah tak bisa terulang, kalau kata Melly Goeslaw.
KEMBALI KE ARTIKEL