Menstruasi merupakan indikator kesehatan penting bagi remaja putri. Dalam tahun pertama setelah menstruasi pertama, banyak remaja mengalami masalah, terutama keterlambatan siklus menstruasi. Faktor risiko penyebab gangguan menstruasi antara lain adalah hormon, status gizi, BMI, dan tingkat stres (Islamy dan Farida, 2019). Data Riset Kesehatan Dasar (2018) menunjukkan bahwa 11,7% remaja Indonesia usia 15-19 tahun mengalami ketidakteraturan menstruasi (Arum dkk, 2019).
Gangguan pada siklus menstruasi remaja perempuan berdampak pada kesehatan reproduksi di masa dewasa dan meningkatkan risiko infertilitas. Gizi yang tidak seimbang dan tingkat stres yang moderat hingga berat dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein berperan dalam regulasi hormonal.
KEMBALI KE ARTIKEL