Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

KTT ASEAN ke-24 di Nay Pyi Daw Myanmar

10 Mei 2014   13:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 427 0
Hari ini Sabtu (10/5) dijadwalkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono akan melakukan kunjungan ke Nay Pyi Daw, Myanmar. Adapun tujuan dari Presiden SBY ke Myanmar guna menghadiri 24th ASEAN Summit dan 10th BIMP-EAGA Summit.

Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, yang penulis kutip dalam laman setkab.go.id mengemukakan, bahwa dalam KTT ASEAN ke-24 tersebut, Presiden SBY akan menghadiri Sidang Pleno dan Retreat bersama para Kepala Negara/Pemerintahan. Sidang tersebut juga akan membahas berbagai isu regional dan global strategis yang menjadi perhatian negara-negara anggota ASEAN.

Pertemuan di Myanmar juga tentunya akan mendengarkan paparan dari Sekjen ASEAN mengenai kemajuan kesiapan negara-negara anggota ASEAN dalam mencapai Komunitas ASEAN 2015.

Beliau juga menyebutkan bahwa sebagai bagian dari rangkaian KTT, para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN akan melakukan pertemuan secara terpisah dengan perwakilan dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly, berbagai organisasi masyarakat madani (Civil Society Organizations), dan kalangan muda ASEAN (ASEAN Youth). Setelah selesai rangkaian sidang KTT ASEAN, Presiden SBY langsung akan memimpin sidang KTT Brunei – Indonesia – Malaysia – Philippines East Asian Growth Area (BIMP-EAGA).

Patut kita ketahui bahwa KTT ASEAN di Myanmar memiliki nilai strategis karena diadakan menjelang pencapaian Komunitas ASEAN 2015. Dengan adanya KTT tentunya akan dimanfaatkan untuk mengkaji kesiapan negara-negara anggota ASEAN dalam memasuki Komunitas ASEAN 2015.

KTT ASEAN di Myanmar ini akan menjadi KTT ASEAN terakhir yang dihadiri oleh Presiden SBY selaku Presiden Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden SBY akan memanfaatkan kehadirannya untuk memberikan kilas balik capaian ASEAN dalam 10 tahun terakhir, disamping itu juga akan mengajak negara-negara anggota ASEAN agar semakin mempersiapkan diri dalam memasuki Komunitas ASEAN 2015, di tengah berbagai perubahan dan tantangan internasional yang mengemuka.

Faizasyah menyebutkan, bahwa pada kesempatan itu juga Presiden SBY akan menyampaikan harapannya bagi keberlanjutan kohesifitas di dalam ASEAN di tengah berbagai tantangan yang mengemuka di masa kini dan masa datang. Sebagaimana dapat dimaklumi, ketika Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan East Asia Summit pada tahun 2011, telah dihasilkan 2 dokumen penting yaitu Bali Concord dan Bali Principles on Mutually Beneficial Relations. Kedua dokumen ini menjadi rujukan ASEAN sebagai satu komunitas dalam interaksinya dengan berbagai negara ataupun organisasi kerjasama regional di luar kawasan ASEAN.

Dari sini kita dapat melihat bahwa Peranan Indonesia dalam asean,selain sebagai PELOPOR berdirinya ASEAN, Indonesia juga telah mempromosikan suatu bentuk kehidupan masyarakat regional di Asia Tenggara yang menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan penggunaan kekerasan serta konsultasi dan mengutamakan konsensus dalam proses pengambilan keputusan. Dan memiliki peran penting dalam pembentukan beberapa perjanjian dan modalitas di ASEAN antara lain Declaration on Zone of Peace,Freedom, and Neutrality(ZOPFAN,1971), ASEAN Concord(1976), ASEAN Declaration on South China Sea (1992),ASEAN Regional Forum (ARF,1995) dan ASEAN Community (2003).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun