Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Presiden SBY, Mendorong Konektifitas dari Fiji

23 Juni 2014   16:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:35 31 0
Pemerintah Indonesia mendorong konektivitas negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. Hal itu ditegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Pacific Island Development Forum (PIDF), Kamis (19/6) pagi, di Republik Kepulauan Fiji. "Indonesia pun telah mendiskusikannya di APEC selama kepemimpinan Indonesia sebagai Ketua APEC tahun lalu," kata Presiden.

Penegasan ini menjanjikan sekaligus harus ditindaklanjuti bagi tercapainya kerjasama berikutnya antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik. Di tengah situasi mendekatnya pilpres 2014 yang akan berlangsung pada 9 Juli nanti, hal ini layak pula jadi perhatian para capres/cawapres, agar terus mewacanakan dan menjabarkannya ke dalam berbagai program kerjasama produktif.

Dalam dua kali debat capres/cawapres yang telah dilangsungkan KPU, berbagai kegiatan pemerintahan telah dibahas. Masalah luar negeri, sebagai salah satu proyek penting pemerintahan SBY dekade ini, pastilah tak kalah relevan di tengah perkembangan global mutakhir yang semakin merekatkan aktivitas nasional di antara kepentingan global yang sama ditegakkan.

Adalah tepat misalnya, sebagai negara kepulauan, Indonesia menjadikan persoalan kekayaan perikanan dan kelautan sebagai bahan kerja sama. Dan terus mengupayakan kolaborasi dalam eksplorasi dan eksploitasi secara taat aturan dan sesuai hak nasionalnya. Bantuan khusus bagi usaha kecil dan menengah yang menggelutinya, mendesak pula ditingkatkan. Hal mana tentunya akan meningkatkan perdagangan dan investasi yang telah berlangsung selama ini.

Kita gembira mendengar bagaimana Indonesia memang berupaya mengkapitalisasi setiap peningkatan hubungan dengan negara-negara PIDF. Dalam tahun-tahun terakhir, Indonesia telah membangun hubungan diplomatik dengan hampir semua negara-negara Kepulauan Pasifik. Hubungan dilangsungkan berdasarkan kesetaraan, kemerdekaan, namun saling menghormati kedaulatan masing-masing, dan integritas wilayah.

Kita sepakat dengan Presiden SBY ketika menyampaikan harapan, agar Presiden RI mendatang memberikan prioritas pula bagi kerangka kerja sama ASEAN. “Kita ini punya rumah bersama, rumah pertama kita ya ASEAN. Jadi yang paling bagus diprioritaskan dulu. Kita sudah jadi masyarakat ASEAN dengan memperjuangkan tiga komponen: politik dan keamanan, sosial dan budaya, serta ekonomi. Kita telah memiliki aturan-aturan yang harus dipedomani,” kata Presiden.

Atas usulan Indonesia, ASEAN juga sudah memiliki ASEAN Development Goals 2030 yang memproyeksikan GDP ASEAN akan meningkat dua kali lipat dan kemiskinan berkurang separuhnya. Dengan adanya target jangka pendek, menengah dan jangka panjang, niscaya kerjasama dengan berbagai negara di kawasan mana pun akan terarah.

Sebab jangan dilupakan, Indonesia juga memiliki kerjasama luar negeri lainnya, mulai dari East Asia Summit, APEC, Organisasi Kerjasama Islam, Perserikatan Bangsa Bangsa, D8 dan lain-lain. Beberapa di antaranya telah dimulai pemerintahan sebelumnya, dan dilanjutkan serta ditingkatkan oleh SBY. Hingga Indonesia kini memiliki negara mitra strategis, di antaranya: Rusia, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, Brasil, Afrika Selatan, Turki, Australia, Jepang, Korea, Inggris, dan Prancis.

Jakarta, 23 Juni 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun