Program Kampung EMAS (Penghapusan Stunting) merupakan bagian dari KKN tematik. Berdasarkan data bapeda Provinsi Jawa Timur, penurunan pertumbuhan Surabaya mengalami penurunan signifikan sejak tahun 2015. Berdasarkan hasil laporan pengukuran berat badan secara simultan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota pada tahun 2020. Hasil dari laporan timbangan serentak yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota tahun 2020 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kota Surabaya tergolong rendah, yakni 8,9% dan akan semakin menurun menjadi 7% pada tahun 2021. Namun hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mengejutkan, karena prevalensi stunting pada balita di Kota Surabaya sebesar 28,9%. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi stunting di Jawa Timur sebesar 23 ,5% dan prevalensi stunting di Indonesia (24,4 %).  Hal ini tentu saja mendorong  Kota  Surabaya untuk  lebih tuntas mengatasi permasalahan stunting yang menjadi prioritas nasional dalam pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan  inisiatif percepatan penurunan stunting di Kota  Surabaya melalui Program Kampung Emas (Pemberantasan Stunting) bersama Universitas Airlangga.
KEMBALI KE ARTIKEL