Terlebih dalam Islam, berbuat baik adalah hal yang sangat ditekankan, sebab banyak keutamaan yang bisa kita dapatkan. Tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Bahkan, dalam Al-Quran, kita diajak untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Sayangnya sebanyak apapun kebaikan yang kita lakukan, tidak semuanya akan diterima. Mengapa begitu? Sebab dalam berbuat baik pun ada ilmunya, ada rumusnya. Jika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak sesuai rumus yang ada, bisa jadi kita salah kaprah, akhirnya kecewa, atau kapok untuk berbuat baik. Padahal sebenarnya berbuat baik adalah kebutuhan kita, sebab bisa jadi dengan itu pertolongan Allah datang.
Apa kalian tahu kebaikan seperti apa yang membuat hal yang kita lakukan itu menjadi sia-sia? Apa karena tidak mendapatkan balasan dari manusia? Atau karena tidak mendapatkan pujian dari kebaikan yang kita lakukan? Nah, sebenarnya hal seperti itulah yang membuat kebaikan kita menjadi sia-sia. Kita tidak ikhlas dalam berbuat baik, sebab kita mengharapkan balasan dan ada keinginan untuk dipuji, dianggap baik, atau setidaknya mendapatkan respon yang positif dari orang-orang di sekitar kita.
Mungkin, memang fitrah manusia yang ingin mendapatkan respons dari setiap apa yang dilakukannya. Namun, tidakkah begitu melelahkan jika kita selalu mengharapkan itu?
Jika ternyata hanya itu yang kita harapkan, bersiap-siaplah untuk kecewa. Atau jika ternyata kita mendapatkan balasan yang kita inginkan, maka kita harus siap untuk menelan pil pahit ketika di akhirat nanti ternyata kebaikan kita tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Sebab tidak ada ketulusan dan bukan Allah yang kita harapkan ridho serta balasan-Nya.
Jadi, salah satu point pentingnya adalah keikhlasan di dalam melakukannya, untuk mendapatkan ridho Allah dan balasan kebaikan dari-Nya. Jika dengan keikhlasan kita ternyata Allah menghendaki banyak kebaikan dengan adanya balasan dari orang-orang yang kita bantu, atau mungkin dari orang lain, itu adalah bonus. Hati akan lebih tenang, ketika orientasi kita tidak sekadar dunia, tetapi juga tentang akhirat.
Untuk itu, cobalah kita cek kembali hati kita. Apakah ada ketulusan di sana? Ikhlas memang bukan hal yang mudah. Namun, semua itu bisa kita usahakan, bisa kita biasakan. Dan, jangan lupa meminta pertolongan kepada Allah agar senantiasa membantu kita meluruskan niat.
Serta point penting lainnya, coba kita cek juga, apakah cara yang kita lakukan sudah benar? Sebab meskipun niat kita sudah tepat, tetapi caranya salah, maka apa yang kita harapkan dari itu semua? Kebaikan dan keburukan tidak bisa untuk berjalan beriringan. Misalnya kita bersedekah dari uang hasil mencuri atau hasil riba. Naudzubillah, yang terjadi, kita malah mendapatkan dosa. Maka caranya pun harus sesuai dengan syariat, sesuai dengan tuntutan Rasulullah.
Jangan berhenti berbuat baik, meski kita tidak mendapatkan apresiasi dari orang lain. Sebab Allah lebih tahu balasan terbaik untuk kita. Serta jangan lelah untuk belajar agar kebaikan kita dilakukan dengan cara yang benar dan tidak menyimpang dari syariat.
Semoga kita selalu diberi kemudahan dalam berbuat baik dan diluruskan niat-niat kita.