Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Haruskah Kita Menjadi Orang yang Sibuk?

29 September 2021   17:59 Diperbarui: 29 September 2021   18:05 284 1
Menurutmu, punya kesibukan itu menyenangkan tidak, sih? Pastinya setiap orang punya jawaban tersendiri mengenai hal ini. Ada yang memang suka jika banyak kesibukan. Sehingga dia selalu mencari kegiatan-kegiatan untuk membuatnya banyak bergerak. Ada juga yang tidak suka jika terlalu sibuk. Inginnya punya banyak waktu luang dan bisa santai-santai.

Dari kedua hal di atas, mana yang lebih baik kita lakukan? Punya kesibukan itu bagus, tetapi kembali lagi, kesibukan apa dulu, nih? Kalau kesibukan tersebut dalam hal kebaikan atau mubah dilakukan dan bisa menambah poin penting dalam kehidupan, itu akan menjadi kesibukannya yang baik.

Hal-hal baik yang kita lakukan, akan membentuk kita menjadi lebih baik lagi. Apalagi jika hal itu menambah ketaatan kita kepada Allah. Dalam benak, kita ingin memanfaatkan waktu yang kita punya di dunia. Masya Allah.

Paling utama, kita harus menikmati apa yang kita lakukan itu. Supaya kesibukan kita tidak jadi beban. Jangan sampai keluhan membuat kita 'terpaksa' melakukannya. Bukan apa-apa, sayang saja kalau kita sudah merasa lelah melakukan semua kegiatan, tetapi kita tidak mendapat pelajaran berharga karena sibuk mengeluh. 

Nah, kalau kita sudah mulai merasa tertekan melakukannya, coba luruskan lagi niat kita. Juga kita coba cari kembali alasan mengapa di awal kita ingin melakukan hal tersebut.

Atau bisa juga kita coba koreksi, apa yang salah. Apakah kita terlalu memaksakan diri? Atau kita belum bisa me-manage waktu dengan baik? Sesekali kita memang harus evaluasi juga.

Hal yang bahaya jika kita ternyata disibukkan oleh keburukan. Waktu yang kita punya di dunia, lebih banyak dalam melakukan hal yang tidak bermanfaat, bahkan merugikan orang lain. Mungkin bagi kita hal itu menyenangkan, tetapi itu hanya perasaan sesaat dan hanya bertahan di dunia saja. Sedangkan, penyesalan akan menghampiri kita. Bisa saja saat kita masih di dunia, kita terkena dampak dari setiap hal yang kita lakukan. Bisa juga dampak serta penyesalan itu datang ketika di akhirat. Bukankah itu lebih menyeramkan?

Sebab penyesalan di akhirat tidak lagi berarti untuk kita. Tidak ada yang bisa kita perbaiki. Kita hanya akan menanggung setiap hasil dari pilihan-pilihan kita di dunia.

Namun, ada lagi yang cukup mengkhawatirkan, yaitu ketika kita memilih untuk santai-santai dan menjauhi diri dari kesibukan. Bukan apa-apa, sayang tidak, sih, waktunya? Sedangkan, waktu kita di dunia itu terbatas. Terlebih, kita tidak tahu batas waktu kita itu. Mungkin sesekali berdiam untuk istirahat atau berbenah, ada baiknya. Akan tetapi, jika istirahatnya terus-terusan, kapan akan sampai?

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

"Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pastu akan disibukkan dengan hal-hal yang batil"

Perkataan tersebut bisa kita jadikan renungan. Seperti halnya gelas yang berisi air, ketika air tersebut kita buang, apakah gelas tersebut menjadi kosong? Kalau kamu jawab kosong, berarti jawabanmu salah. Karena ketika air tersebut ditumpahkan, maka gelas akan terisi dengan partikel udara. Jadi, gelas tersebut tidak benar-benar kosong.

Begitu pula waktu, jika tidak kita isi dengan kebaikan, waktu kita akan terisi oleh hal-hal yang melalaikan.

Semoga ke depannya, kita bisa lebih baik lagi dalam me-manage waktu. Melakukan kesibukan yang bermanfaat dan disibukkan dengan kebaikan. Aamiin

Jangan lupa juga untuk selalu bersyukur dengan setiap kegiatan yang saat ini sedang kita jalani. Memang melelahkan, kan dunia memang tempat berlelah-lelah. Tetap semangat melakukan kebaikan, semoga kita mendapat tempat istirahat terbaik di akhirat kelak. Aamiin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun