Coba, deh, sekarang kamu tanya kepada dirimu sendiri. Apakah ada impian yang belum terwujud sampai sekarang? Atau bahkan banyak? Nah, dari semua impian itu, coba kamu cari tahu apa kendala terbesar yang kamu alami. Apakah berasal dari dalam dirimu atau dari luar? Saya rasa, kendala terbesarnya pasti dari dalam diri sendiri. Setuju? Ya, itulah yang saya rasakan.
Seringkali apa yang kita inginkan tidak berbanding lurus dengan gerak kita. Inginnya bangun pagi, tetapi malah kesiangan. Inginnya lari pagi, tetapi malah rebahan. Atau hal lainnya yang kita tidak bisa tegas pada diri sendiri. Biasanya penyakit utamanya itu rasa malas, lalu sekarang ada lagi satu penyakit baru. Apa itu? Insecure atau tidak percaya diri.
Tidak percaya diri melihat pencapaian, kehebatan, bahkan kepopuleran orang lain. Merasa bukan apa-apa, bukan siapa-siapa, atau tidak berharga. Tentu saja bukan apa-apa. Memang mau jadi apa ketika gerak saja masih susah? Jelas kita berbeda dengan orang lain karena mereka bergerak lebih dulu dari kita. Mereka berjuang lebih baik dari kita. Ketika kita masih banyak berpikir, mereka sudah mulai berproses. Maka tertinggallah kita.
Berpikir itu bagus, tetapi jika yang kita pikirkan hanya tentang hasil, kapan kita akan maju? Sedangkan tugas kita itu adalah tawakal dan berusaha. Hasil bukanlah bagian kita, tetapi Allah Ta'alla yang menentukan. Jadi, tidak perlu pusing-pusing memikirkan sesuatu yang bukan kuasa kita. Hal ini hanya akan menghambat kita untuk melangkah. Tenang saja, Allah tidak akan zalim, kok. Percaya, kan? Wajib.
Jika kita ingin menyusun strategi dulu, tidak masalah. Namun, sebagus apa pun strategi yang kita miliki jika kita tidak memulainya, sama saja bohong. Realisasi itu penting. Maka dari itu, kita harus mulai melangkah. Dunia ini tidak akan menunggu kita. Kita hanya akan terus tertinggal jika terus diam di tempat.
Hidup pun terus berjalan bukan? Entah besok masih bisa kita jalani atau tidak. Pastinya jika besok adalah hari kematian kita, kita akan sangat menyesal karena belum melakukan apa-apa. Sayang sekali bukan? Waktu yang Allah beri menjadi tidak berarti.
Selama kita masih punya kesempatan. Ini saatnya kita bergerak untuk mewujudkan impian-impian kita. Mulailah dengan percaya kepada pencipta dan percaya kepada dirimu sendiri. Karena jika bukan kamu yang percaya dengan kemampuanmu sendiri, siapa lagi yang akan melakukannya? Berharap kepada makhluk itu menyakitkan.Â
Tidak peduli setinggi apa pun impian itu, kita akan bisa mewujudkannya jika kita mau berikhtiar dan berusaha. Sebaliknya, meskipun impian kita sederhana, tidak akan bisa kita wujudkan jika tidak ada usaha bahkan kemauan di dalamnya.
Ayo bergerak, bukan melambat ....