Wajahnya yang cantik, senyumnya yang indah ... meronakan kelembutannya saat Halimah memakai busana muslimah berwarna merah maroon. Tubuhnya yang ideal sebagai wanita, tak begitu terlihat. Karena tubuh indahnya lebih dipertontonkan pada Tuhannya ketimbang pada orang-orang yang dikenalinya. Ketaatannya yang selalu dijaga, membuatkeyakinannya semakin bertambah dan ingin selalu kembali pada kebaikan. Namun, senyumnya tak seindah seperti yang dirasakannya pada keindahan hijabnyasekarang. Halimah lebih banyak mengurung diri di kamar, saat mengingat dirinya sudah tak perawan lagi. Rasa benci dan penyesalan selalu saja menghantui dirinya. Apalagi harga sang perawan untuk seorang gadis seperti Halimah, adalah permata yang selalu memilki nilai yang tak dapat dibeli oleh harta benda.Sehingga perasaan Halimah semakin hari, semakin tercabik dan terkoyak.