Berbicara tentang kegiatan-kegiatan yang muncul dari ide, gagasan para Kompasianer, menurut saya saat ini Kompasiana sangat kurang merespon entah apa yang mereka rencanakan dari kopdar tersebut, kurangnya support terhadap kegiatan-kegiatan para kompasianer serta kebanyakan para Kompasianer di Kota-kota besar lain banyak yang melakukan kopdar sendiri-sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak Kompasiana.
Kebanyakan kopdar akhir-akhir ini menurut penglihatan saya hanya suatu ajang untuk berdiskusi, nongkrong-nongkrong, makan-makan tanpa adanya suatu kelanjutan untuk melakukan sesuatu yang kegiatan berguna lainnya seperti membuat suatu event yang positif. Bukan berarti saya mengecap tidak ada gunanya suatu kopdar selama ini, cobalah Kompasiana dapat berkaca pada media social lain buatan Indonesia seperti yang lagi naik daun seperti “Koprol”, setiap para Koprolers ingin melakukan suatu kopdar dan ingin melakukan kegiatan social yang berguna di daerahnya masing-masing, maka para Koprolers langsung dapat menghubungi petinggi Koprol tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama petinggi koprolers dengan sigap menanggapi keinginan para Komprolers dengan memberikan support baik dalam materil hingga inmateril. Bagaimana dengan Kompasiana? Sangat beda bukan dalam memberdayakan para penggunanya.
Tentunya situasi ini sangat miris sekali jika kita pikirkan, jika saya boleh berandai-andai apa salahnya Kompasiana menyediakan suatu kotak saran, bilamana kotak saran tersebut dapat di gunakan Kompasianer bila ingin melakukan kopdar atau mencetuskan suatu gagasan ide untuk melakukan sesuatu yang berguna, pastinya para Kompasianer akan menyambut hal ini dengan senang hati. Sehingga tidak Cuma bisa men-share menulis saja tetapi mereka dapat merealisasikan ide tau gagasan mereka. Sangat mubazir sekali jika ide-ide brilian para kompasiana hanya dijadikan HL semata tanpa ada realisasi dari Kompasianer sendiri ataupun crew-crew Kompasiana sebagai empunya social media ini.
Jika Kompasiana dapat merespon dengan sigap apa keinginan para kompasianer, niscaya Kompasiana tidak perlu lagi bekerja secara sendiri-sendiri dalam seperti dalam event penggalangan dana, ulang tahun, hingga event-event besar yang di gagasnya. Para Kopasianer dengan setia akan memback up kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga Kompasianer di beberapa kota lainnya dapat bersuka cita merayakan ultah Kompasiana agar kedepannya tidak ada anggapan dari kompasianer “mentang-mentang di Jakarta event-eventnya di situ mulu, kita kapan?serasa di anak tirikan gitu.”
Sedikit saran ini saya harap dapat memberikan suatu spirit yang baru buat Kompasiana, sehingga kedepannya dapat merasakan mutualisme antara Kompasiana dan Kompasianer.
Salam
Detha Arya Tifada