Manusia pada umumnya mencoba mengkualifikasikan dan mendiskualifikasikan diri mereka dengan menciptakan fragmentasi di antara sistem masyarakat termasuk persoalan seksualitas. Persoalan beradab tidak terlepas dari nilai, etika, dan moral sehingga persoalan-persoalan ini telah menjadi sesuatu yang spesial di antara perdebatan-perdebatan. Teknologi yang paling canggih sekalipun belum mampu memberikan jawaban yang memuaskan terhadap kaum LGBT yang di luar sana mereka semakin mendapatkan perlakuan stigmatisasi maupun diskriminasi. Media-media di Indonesia juga jarang sekali memberi ruang kepada kelompok minoritas gender LGBT, jika pun ada, maka hampir dapat dipastikan bahwa berita-berita yang muncul bernada negatif atau ketika teman-teman LGBT menjadi korban tindakan kriminal. Pada tahun 2015, survey AJI Indonesia tentang pemberitaan LGBT di Indonesia menemukan bahwa media memberitakan LGBT dengan mengedepankan unsur sensasional dan judul yang intrik sehingga media masih dinilai mengaburkan antara orientasi gender dan identitas gender.
KEMBALI KE ARTIKEL