Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Aku Ingin Kuliah

25 Oktober 2024   00:30 Diperbarui: 25 Oktober 2024   01:13 100 1
Terik matahari yang menyengat nampaknya tidak menyurutkan semangat bocah laki-laki yang dengan senyumnya memandangku dari kejauhan.  "Kuenya bu, yang asin tinggal satu," ucapnya agak meninggikan suara agar terdengar olehku.  Sigap dirinya kemudian sibuk mencari dari kantong bawaannya yang berwarna hijau.

Yup, bocah yang tidak kuingat namanya ini sudah lama sekali tidak bertemu.  Tetapi rupanya dia mengingatku.  Aku memang mengenalnya ketika masih kecil, dan selalu menanyakan jajan pasar yang asin.  Maka aku pun menghampiri dan membalas senyumnya.  Sementara suamiku yang berjalan bersamaku memilih memberikan ruang untuk kami berdua.

"Hei...kamu sudah besar dan tinggi.  Kelas berapa sekarang?  Kalau tidak salah, terakhir kita bertemu, kamu kelas 3 SD bukan?  Uuuppps.....kamu masih sekolah dong?  Iya, atau iya?"  Tanyaku beruntun tanpa memberinya kesempatan menjawab satu per satu.

Bocah ini hanya cengar-cengir saja, dan menyodorkan dua potong lumpia dalam kemasan mika yang dilengkapi dengan cabe rawit mungil.  "Maaf bu, hanya ada satu saja kemasan saja.  Ibu tidak mau coba yang manis, tawarnya."  Aku pun menerima lumpia buatan emaknya itu, dan membayarnya lebih.

"Ha...ha...ibu masih seperti dulu.  Selalu dan selalu saja bayarnya dilebihkan."  Begitu  "komplainnya" dengan wajah bahagia.
 
Tidak berhenti disitu, dirinya pun bercerita.  " Saya sekarang sudah kelas 1 SMP ibu.  Seperti janji saya, akan terus bersekolah."  Tapi ibu belum pernah menjawab kenapa selalu membayar lebih.  Padahal saya selalu ingat janji saya ke ibu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun