Di sebuah kafe kecil yang riuh, Dimas menatap layar laptopnya dengan perasaan antara gugup dan antusias. Sejak kecil, ia selalu memiliki ketertarikan pada teknologi. Namun, yang membuatnya berbeda dari teman-teman seusianya adalah imajinasi yang seolah tanpa batas -- ia tak hanya ingin bermain game, melainkan ingin menciptakan dunianya sendiri. Kini, ia berada di titik penting: memilih kampus yang dapat mewujudkan mimpinya selama ini.
KEMBALI KE ARTIKEL