Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Sejarah Kerajaan Mataram

15 Juli 2023   13:49 Diperbarui: 15 Juli 2023   15:59 232 1
Latar Belakang
Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu (dinasti Sanjaya dan Sailendra Jawa Tengah) merupakan kelanjutan dari kerajaan kalingga di Jawa Tengah sekitar abad ke VIII M, yang selanjutnya pindah ke Provinsi Jawa Timur (dinasti  ) pada abad ke X M. Penyebutan Mataram Kuno atau Mataram Hindu berguna untuk membedakan kerjaan ini dengan kerajaan Mataram Islam di sekitar abad ke XVI M.
Bumi Mataram adalah sebuah sebutan lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya. Di daerah inilah untuk pertama kalinya istana kerajaan medang diperkirakan berdiri (Rayja Medang I Bhumi Mataram). Nama ini ditemukan pada prasasti Minto dan prasasati Anjuk Ladang. Istilah Mataram kemudian lazim dipakai untuk menyebutkan kerajaan secara keseluruhan, meskipun tidak selamanya pusat kerajaan ini berada di sana.
Sesungguhnya pusat kerajaan medang mengalami beberapa perpindahan, bahkan sampai ke Jawa Timur sekarang ada beberapa lokasi istana Medang menurut beberapa prasasti diantaranya :
Medang I Bhumi Mataram (Zaman Sanjaya)
Medang I Mamrati (Zaman  Rakai Pikatan)
Medang I Poh Pitu (Zaman Dyah Balitung)
Medang I Bhumi Mataram (Zaman Dyah Wawa)
Medang I Tamwalang (Zaman Mpu Sindok)
Medang I Watugalung (Zaman Mpu Sindok)
Medang I Wwatan (Zaman Dharmawangsa  Teguh)
Menurut perkiraan, mataram terletak di Yogyakarta sekarang, Mamrati dan Poh Pitu diperkirakan terletak di daerah Kedu. Sementara itu Tamwlang sekarang disebut dengan nama Tembeleng, Sedangkan Watugaluh sekarang disebut Megaluh Keduanya terletak di daerah Jombang, istana terakhir yaitu Wwtan sekarang disebut dengan Wotan terletak di Madiun.
Menurut prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama Dyha Balitung menyebutkan dengan jelas raja pertama kerajaan medang (Rahyang ta Rumuhan ri medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram sang ratu Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tahun 732, namun tidak menyebutkan dengan jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja lain yang memerintah pulau Jawa sebelum dirinya yang bernama Sanna. Sepeninggalan Sanna negara menjadi kacau, Sanjaya kemudian tampil menjadi raja atas dukungan ibunya yaitu Sannaha saudar perembuan Sanna.
Sanna juga dikenal dengan "Sena" atau "Bratasena" merupakan raja kerajaan Galuh yang ketiga (709-716 M), Bratasena digulingkan dari tahta Galuh oleh Purbasora (Saudara satu ibu Senna). Senna akhirnya melarikan diri ke pakuan, meminta perlingdungan dari raja tarus bawa. Tarusbawa yang merupakan raja pertama kerjaan Sunda (setelah kerajaan Tarumanegara pecah menjadi kerajaan Sunda dan Galuh) adalah sahabat baik Sanna, persahabatan ini pula yang membuatn Tarusbawa mengabil Sanjaya menjadi menantunya. Sanjaya dan saudara perempuan Sanna berniat menuntut balas terhadap keluarga Purbasora. Untuk itu ia meminta bantuan Tarusbawa. Hasratnya dilaksanakan setelah menjadi Raja Sunda yang memerintah atasnama istrinya, akhirnya Sanjaya menjadi penguasa Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dan Kerajaan Kalingga (setelah Ratu Shima mangkat).
Dalam tahun 732 M, Sanjaya mewarisi tahta kerajaan Mataram dari orantuanya, sebelum ia meninggalkan Jawa Barat ia mengatur pembagian kekuasaan antara Puteranya, Sunda dan Galuh menjadi kekuasaan Temperan serta kerajaan Kuningan dan Galunggung diperintah oleh Resi Guru Demunawan, putera bungsu Sempakwaja. Pada Kerajaan Mataram Kuno ada tiga dinasti yang berkuasa Yakni Dinasti Sanjaya dan Sailendra di Jawa Tengah dan Isyana di Jawa timur.
Istilah Wangsa Sanjaya merajuk pada nama raja pertama kerajaan Medang, yaitu raja Sanjaya. Dinasti ini menganut Agam Hindu aliran Siwa. Beradasarkan pendapat  Van Naerssen, pada zaman pemerintahan Rakai Panangkaran pada tahun 770 M, kekuasaan Medang diambil alih oleh Wangsa Sailendra. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun