Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Teori perkembangan moral yang dikemukakan lawrence kohlberg

23 Januari 2025   19:23 Diperbarui: 23 Januari 2025   19:23 11 0
9. Teori Perkembangan Moral yang Dikemukakan Lawrence Kohlberg
Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg merupakan sebuah kontribusi penting dalam memahami bagaimana individu mengembangkan pemahaman tentang benar dan salah sepanjang hidup (Maskur, 2024). Kohlberg, yang terinspirasi oleh teori psikologi Jean Piaget, mengembangkan model perkembangan moral yang terdiri dari enam tahapan, yang terbagi dalam tiga tingkat, yaitu tingkat pra- konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral ini terjadi secara berurutan dan bertahap, di mana setiap individu melalui tahap-tahap tersebut dalam urutan yang tetap, meskipun tidak semua orang mencapai tingkat moral yang lebih tinggi (Maskur, 2024)..
a. Tingkat Pra-Konvensional
Tingkat pertama dalam teori Kohlberg adalah tingkat pra-konvensional, yang
biasanya terjadi pada anak-anak usia dini. Pada tahap ini, perkembangan moral individu sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti aturan dan hukuman.
1) Orientasi hukuman dan kepatuhan
Anak menilai moralitas tindakan berdasarkan akibat langsung yang
ditimbulkan. Anak akan mematuhi aturan atau menghindari perbuatan yang dapat mendatangkan hukuman, tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang lebih dalam. Misalnya, seorang anak mungkin tidak mencuri karena takut dihukum, bukan karena memahami bahwa mencuri itu salah.
2) Orientasi tukar-menukar (naik-turun)
Anak mulai memahami bahwa tindakan yang dilakukan dapat
mempengaruhi orang lain dan bahwa ada keuntungan timbal balik yang bisa diperoleh. Di tahap ini, anak-anak mulai melihat moralitas sebagai sesuatu yang saling menguntungkan dan berdasarkan pada pertukaran. Misalnya, seorang anak mungkin membantu temannya dengan harapan akan mendapatkan bantuan kembali di masa depan. Di sini, moralitas dipandang lebih sebagai pertukaran atau kesepakatan sosial sederhana, bukan berdasarkan pada aturan atau nilai-nilai universal.

b. Tingkat Konvensional
Tingkat kedua adalah tingkat konvensional, yang biasanya berkembang pada
masa remaja dan dewasa awal. Pada tahap ini, individu mulai memahami bahwa moralitas tidak hanya ditentukan oleh hukuman atau imbalan, tetapi juga oleh norma sosial dan harapan orang lain.
1) Orientasi mendapatkan persetujuan social
Individu mulai menilai moralitas berdasarkan upaya untuk memenuhi
harapan orang lain dan diterima oleh kelompok sosialnya. Mereka berusaha untuk menjadi baik dan menyenangkan bagi orang-orang di sekitar mereka, sehingga tindakan mereka sering kali dipandu oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan sosial, bukan hanya pertimbangan pribadi.
2) Orientasi hukum dan ketertiban
Individu mulai menghargai pentingnya aturan dan hukum dalam
masyarakat untuk menjaga ketertiban dan stabilitas sosial. Pada tahap ini, moralitas individu bergeser dari fokus pada hubungan pribadi menjadi lebih pada kewajiban terhadap hukum dan norma sosial yang lebih luas. Sebagai contoh, seorang individu pada tahap ini mungkin tidak akan melanggar hukum karena mereka percaya bahwa hukum itu penting untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat, meskipun mungkin ada situasi di mana hukum itu dianggap tidak adil.
c. Tingkat Pasca-Konvensional
Tingkat ketiga adalah tingkat pasca-konvensional, yang merupakan tingkat
moralitas yang lebih tinggi dan melibatkan pemikiran tentang prinsip moral universal yang lebih abstrak.
1) Orientasi kontrak sosial dan hak individu
Individu mulai menyadari bahwa hukum dan aturan tidak selalu adil
dan dapat diubah untuk mencerminkan prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi, seperti hak asasi manusia dan keadilan sosial. Mereka memahami bahwa hukum dan peraturan harus mencerminkan kesepakatan sosial yang lebih luas dan mendukung kesejahteraan bersama, dan mereka siap untuk melanggar hukum jika hukum tersebut dianggap tidak adil atau merugikan kelompok tertentu.
2) Orientasi prinsip etika universal

Individu membuat keputusan moral berdasarkan prinsip-prinsip etika yang universal dan abstrak, seperti keadilan, kebebasan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Individu pada tahap ini siap untuk mempertahankan prinsip moral ini meskipun harus menghadapi konsekuensi yang merugikan bagi diri mereka sendiri. Moralitas di tahap ini bukan lagi dilihat sebagai sesuatu yang bergantung pada aturan eksternal atau persetujuan sosial, tetapi sebagai hasil dari pemahaman pribadi yang mendalam tentang nilai-nilai universal yang harus dijunjung tinggi. Sebagai contoh, seorang individu pada tahap ini mungkin melakukan aksi protes terhadap ketidakadilan meskipun melanggar hukum atau norma sosial, karena mereka merasa bahwa tindakan tersebut lebih sesuai dengan prinsip- prinsip moral yang lebih tinggi.
Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral tidak hanya dipengaruhi oleh usia, tetapi juga oleh faktor kognitif dan sosial. Individu yang berkembang dalam pemikiran moralnya memiliki kemampuan untuk memproses informasi secara lebih kompleks dan kritis, yang memungkinkan mereka untuk bergerak dari tingkat moral yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Kohlberg juga mencatat bahwa tidak semua orang mencapai tahap moral tertinggi (tahap kelima atau keenam), dan banyak orang mungkin tetap berada di tahap konvensional sepanjang hidup mereka. Meskipun demikian, teori perkembangan moral Kohlberg memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana individu mengembangkan pandangan moral mereka dan bagaimana pemikiran moral ini

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun