Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pintu Irasional

14 Maret 2019   17:25 Diperbarui: 14 Maret 2019   20:37 60 3
Matanya sehitam langit malam. Bukan. Matanya sehitam mata tupai, seperti mata alien. Hitam legam. Nah, itu kata yang tepat. Pria tua itu sibuk memaku nomor kamarnya. 314. Tapi rasanya dari tadi tidak selesai. Maksudku, pekerjaan seremeh itu seharusnya selesai dalam sepuluh menit.

Aku bahkan sudah berlalu ke sana-sini, main di koridor. Penghuni apartemen di sini memang sedikit. Sore-sore ribut sedikit tak masalah.

Kakek aneh itu masih belum beranjak. Padahal hari mau malam. Akhirnya aku berdiri tak jauh dari pintunya, memperhatikannya bekerja. Angka 314 cukup besar. Kemudian kusadari ada semut beriring dan sepertinya si kakek ingin memutus rantainya yang menuju angka 314 itu.

Tapi kok dia masih mengetuk-ngetuk di situ? Aku mendekat, setengah membungkuk melihat jari-jari panjang si kakek yang lincah menekan dan mengetuk.

Huh! Dia memaku angka kecil di situ. Deretan angka yang semakin kecil.

"Halo." Tiba-tiba saja dia menegurku. "Saya Distance. Comoving Distance." Suaranya serak, tetapi bersahabat.

"Archi," jawabku. Kulihat matanya belum berkedip.

"Archi?" Ia mendadak terlihat bersemangat.

Aku mengangguk. "Apa yang Kakek lakukan?"

"Ini?" Ia menunjuk pada deretan angka kecil. "Ini angka lengkapnya, tapi tidak akan pernah lengkap."

"Mengapa?"

"Karena panjang sekali."

"Sepanjang apa?"

"Sepanjang ..." Ia diam sejenak. "Tak terhitung."

Aku tak mengerti kata-katanya.

"Como! Kau sudah selesai?" Suara teredam terdengar dari balik pintu. Pintu terbuka sedikit.

"Masih lama, Sayang." Kakek Distance tertawa. "Kita kedatangan tamu, lho."

Pintu terbuka lebih lebar. Gelap juga di sana. Kontras dengan sosok jangkung yang kini berdiri di depanku.

"Ini istriku, Proper. Proper Distance!" Suara Kakek Distance terdengar bangga.

Seperti suaminya, Nyonya Distance juga bermata gelap seperti tupai.

"Mengapa rumah Kakek gelap sekali?" Aku menoleh ke arahnya.

Ia tersenyum kecil. "Karena rumahku tak terhingga."

"Maksudnya?"

"Semesta, Sayang." Nenek Distance balas menjawab. "Semesta."

"Kau boleh mengintip jika tak ingin masuk." Nenek Distance menepi.

Aku melogok.

3.1415926535 ...


---
Selamat Hari Pi

Catatan pinggir:
- Archimedes dari Syracuse (287-212 SM) adalah ahli matematika Yunani yang dianggap paling akurat dalam mengestimasi nilai pi.

- Comoving Distance dan Proper Distance adalah istilah dalam kosmologi, berkaitan dengan penghitungan jarak. Menurut Wikipedia (berdasarkan catatan kaki dari odin.physastro.mnsu.edu, Comoving Distance memakai simbol varian pi, (pomega). Varian ini merupakan glif dan lebih sering dibaca sebagai omega. Namun, dalam banyak tulisan lain, Comoving Distance ditulis dalam huruf x. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun