Well, seiring dengan naiknya BBM, otomatis harga segala sesuatunya juga akan naik, seperti sayuran, buah-buahan, dan sebagainya pun akan naik, karena untuk mengangkut semua itu pastilah menggunakan kendaraan bermotor, bukan jamannya lagi yang menggunakan kerbau atau yang berhubungan dengan penggunaan jasa hewan. Hampir semua transportasi umum naik. Ya, hampir. Berarti tidak semuanya ongkos naik, bukan? Contohnya bus Transjakarta.
Bus Transjakarta adalah salah satu transportasi umum yang tarifnya masih Rp. 3.500,- masih harga normal seperti biasanya (walaupun ada isu untuk menaikkannya menjadi Rp. 5.000) sebenarnya tidak masuk akal juga kalau harga bus Transjakarta ini naik, toh semua armada Transjakarta bukankah menggunakan BBG alias Bahan Bakas Gas? Memangnya BBG naik juga? Bukankah yang naik BBM? (Minyak! Bukan gas!). Tetapi semoga saja usulan atau isu tentang kenaikan tarif Transjakarta hanya angin lewat saja, karena saya adalah salah satu pengguna sejati bus Transjakarta.
Jikalau memang benar nantinya tarif bus Transjakarta akan naik, saya adalah orang pertama yang menyumpah serapah kepada orang yang mengambil keputusan yang menurut saya sangat absurd sekali itu. Ini tentang dan persoalan kenaikan harga BBM, Pak/Bu, bukan BBG! Sudah sangat jelas BBM dan BBG itu jauh berbeda, wong dari tulisannya saja sudah berbeda antara M dan G, antara minyak dan gas. Mungkin para pemberi usulan yang berencana menaikkan tarif bus Transjakarta aharus kembali lagi ke bangku sekolah dasar atau bahakan ke taman kana-kanak agar bisa membedakan antara huruf M dan G, dan antara kata Minyak dan Gas.
Well, sebenarnya ini hanya unek-unek seorang penulis saja yang terkadang suka tidak habis pikir dengan mindset para pemerintah dan bagaimana cara mereka mengartikan sebuah arti kepemimpinan yang bijaksana. Seharusnya mereka dapat memahami arti mendalam dari sebuha kalimat "Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat".