Sudah dua jam perempuan berambut hitam sebahu duduk di sana. Berkali-kali ia membuka secarik kertas lalu melipatnya bersama air mata yang berjatuhan seperti hujan, pudarkan setiap rasa yang tertuang di sana. Kemudian ia menatap rembulan dengan matanya yang basah. Basah oleh ribuan kisah pilu. Entah siapa yang ia tunggu di bangku itu.
KEMBALI KE ARTIKEL