Semua berawal ketika aku menemukan matamu di senja itu. Mata cokelat yang kurenangi semalaman di bawah remang rembulan. Aku menemukan banyak wajah di dalam kotak memori matamu. Wajah-wajah yang tersenyum manis, juga puluhan bibir merah yang sempat merekah di depanmu. Aku tahu, kaumenyimpannya rapat-rapat, seolah tak seorang pun kauijinkan untuk mengambil bibir-bibir itu.
KEMBALI KE ARTIKEL