Kuamati setangkai bunga kering milikmu, Gie. Aku ingat. Di balkon itu, bulan benar-benar mati. Pada senja jingga kita, kau mengajakku berdansa. Diam-diam kau sematkan bunga daisy di atas telinga kiriku. Kau memeluk pinggangku dengan begitu eratnya. Aku terjebak untuk terus menatap bulan itu pada kedua bola matamu. Dan kau matikan bulan itu, lalu menciumku.
KEMBALI KE ARTIKEL