Mungkin banyak orang di Indonesia belum mengetahui apa itu "Skoliosis". Hal ini bisa dimaklumi karena skoliosis kadang tidak dapat langsung terlihat atau terdeteksi dengan mata telanjang. Skoliosis bukanlah penyakit umum yang sering dijumpai di klinik-klinik atau rumah sakit. Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang tidak normal, yaitu tulang melengkung ke arah samping. Jika dilihat dari hasil X-Ray maka terlihat bentuk tulang seperti huruf S atau C. Seseorang dikatakan menderita skoliosis jika tulang belakangnya melengkung ke satu sisi kiri atau kanan melebihi 10 derajat dari garis lurus. Sering kali orang mengkaitkan skoliosis dengan kesalahan posisi duduk, kebiasaan dalam posisi salah, olah raga, atau terlalu banyak membawa beban berat. Dalam kebanyakan kasus, skoliosis tidak diketahui penyebabnya atau disebut idiopatik. Kebanyakan orang baru menyadari terkena skoliosis ketika memasuki masa remaja. Dalam beberapa kasus, skoliosis berkembang sangat cepat. Semakin lama derajat kemiringan tulang belakang semakin bertambah. Hal ini bisa menimbulkan nyeri punggung, kesulitan bernapas, juga kelainan bentuk tubuh. Biasanya bahu akan miring sebelah atau bentuk pinggul yang berbeda. Kemiringan tulang belakang dapat menarik bentuk payudara hingga terlihat ukurannya menjadi berbeda. Jika sudah mencapai derajat yang ekstrim, pasien mengalami kelainan bentuk dada yang dapat mengganggu fungsi jantung dan paru-paru. Hal ini akan menyebabkan kesulitan bernapas. Skoliosis merupakan ketidaknormalan yang harus di “terima” seumur hidup. Tidak dapat disembuhkan atau dinormalkan dengan obat-obatan atau terapi. Biasanya dokter melakukan pengukuran berapa derajat sudut kemiringan si pasien. Setelah mengetahui besarnya derajat kemiringan, dokter akan menentukan apakah diperlukan tindakan operasi atau tidak. Pada kasus skoliosis berat diperlukan tindakan operasi. Tujuannya adalah memperbaiki lekukan tulang belakang dan mencegahnya bertambah parah. Dampak yang ditimbulkan selain rasa sakit juga penderitaan mental. Penderita skoliosis sering kali kehilangan rasa percaya diri karena bentuk tubuh yang tidak normal. Penderita merasa berbeda dari orang lain. Dalam pergaulan anak-anak penderita skoliosis sering kali diejek dan dikucilkan oleh teman-temannya. Para orang tua diharapkan lebih jeli dan memperhatikan kondisi tulang belakang anak-anak sejak dini. Kebanyakan penderita skoliosis datang kepada dokter saat derajat kemiringan sudah besar yang tentu saja berpengaruh pada kesulitan pengkoreksian tulang. Pada kemiringan ekstrim dibutuhkan operasi berkali-kali hingga tulang mendekati lurus. Saat ini para penderita memiliki wadah untuk berbagi dengan sesama penderita skoliosis di seluruh Indonesia. Komunitas ini terdiri dari para dokter, para penderita, dan juga orang-orang yang peduli dengan skoliosis. Berbagai kegiatan sering diselenggarakan seperti bakti sosial dan pertemuan santai untuk curhat bagi para penderita. Silahkan bagi siapa saja yang ingin bergabung untuk mengetahui lebih banyak informasi mengenai skoliosis. Facebook Fanspage:
Masyarakat Skoliosis Indonesia.
KEMBALI KE ARTIKEL