Berikut adalah beberapa prinsip dan strategi utama dari Wawancara Kognitif Fisher-Gieselman:
1. Pengulangan: Penyidik akan mengulang kembali pertanyaan penting untuk membantu saksi mengingat detail-detail yang mungkin terlupakan atau tidak disadari pada pertanyaan pertama kali.
2. Elaborasi: Penyidik akan meminta saksi untuk memberikan informasi tambahan atau detail yang lebih spesifik mengenai kejadian tersebut.
3. Rekonstruksi Urutan: Saksi akan diminta untuk mengingat kembali urutan peristiwa dengan urutan yang akurat dan detail.
4. Menggunakan Kembali Konteks: Saksi didorong untuk mengingat kembali lingkungan fisik, suasana, dan hal-hal lain yang dapat membantu memperjelas ingatan mereka.
5. Menggunakan Banyak Perspektif: Penyidik akan menggunakan berbagai sudut pandang atau cara pandang untuk membantu saksi dalam mengingat detail-detail yang relevan.
6. Penggunaan Bantuan Visual: Kadang-kadang, penyidik akan menggunakan gambar atau diagram untuk membantu saksi dalam mengingat atau menjelaskan lokasi atau detail lainnya yang penting.
7. Meminimalkan Gangguan: Wawancara kognitif dilakukan dalam lingkungan yang tenang dan minim gangguan agar saksi dapat fokus sepenuhnya pada ingatan mereka.
Metode ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan atau distorsi ingatan yang dapat terjadi selama proses interogasi biasa. Dengan cara ini, Wawancara Kognitif Fisher-Gieselman diharapkan dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat dan berguna bagi penyidik atau penegak hukum dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan saksi mata atau informan kunci.