Memang para pelaku dari ajaran ini telah membuat negeri ini porak poranda tapi bukan berarti kita menyalahkan ajarannya sehingga membuat sebuah benteng untuk melindungi otak kita dari komunisme, karena Komunis ataupun tidak, kebodohan tetaplah kebodohan. Para tokoh komunis pada masa itu telah berkoontribusi ke kemerdekaan Indonesia. Sebut saja Tan Malaka, yang menjadi salah satu tokoh pemuda saat itu yang menculik Soekarno-Hatta bersama D.N. Aidit ke Rengasdengklok guna mendesak untuk segera memproklamirkan negara ini, jika bukan karena mereka, 17 agustus tidak akan pernah ada. Tapi bangsa ini amnesia, amnesia kepada kebaikan. Tan dibunuh, jutaan komunis dibasmi pada rezim orba.
Komunis harus direhabilitasi bukan dimaafkan karena tidak punya salah ke Indonesia. Komunis punya hak untuk hidup sebagai salah satu ide di Indonesia. Apalah artinya negara demoksrasi jika diskriminatif ke satu paham. Komunisme, yang menjunjung tinggi kesetaraan dilarang sedangkan fasisme yang menyuarakan pemaksaan, difasilitasi. Demokrasi macam apa ini.