Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Penantian Perempuan Tua

21 Februari 2014   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 63 0

Pagi—selepas shalat subuh, Aku pergi keluar rumah menuju pekarangan seperti biasa. Menikmati udara pagi yang masih segar jauh dari polusi. Tercium aroma tanah yang basah, daun-daun yang bermandikan embun. Sesekali masih terdengar dari mesjid-mesjid alunan suara orang yang tengah mengaji dan juga suara orang berceramah. Pagi yang masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Dan setelah sejenak berdiri memandang gelap yang masih tersisa sebelum matahari mengusirnya,  aku ikat rambut yang panjang tergerai dengan satu karet gelang. Baru kemudian memulai aktifitasku untuk menyapu halaman rumah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun