Melihat Tiong it berhenti mengejar, Awai lega. Ia memegang setang dan melaju semakin kencang. Ia tak ingin Tiong It mengarang kebohongan yang lebih parah lagi. Ia sudah rela berpisah secara baik-baik. Untuk apa lagi Tiong It mengejar dan membohonginya?
Selama seminggu Huina pontang panting mencari pinjaman, hanya terkumpul 250 ribu. Lalu ia terpikir kapalnya. Kapal itu walau kecil dulu dibeli seharga 500 ribu. Kalau dijual, paling tidak ia bisa mencicil 750 ribu pada bandar judi. Ia ke dermaga Sungai Alam, menawarkan kapal itu pada nelayan-nelayan yang menambat perahu di dermaga itu.Â