Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Surat Seorang Atheis Kepada Tuhan

30 Juli 2010   04:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 106 0
Bumi, 6-06-06

Dear God,
(eh, aku panggil God aja ya, Kau gak keberatan ‘kan?)

Hari aku sudah memutuskan aku tidak mau percaya lagi padaMu. Kenapa? Wah bisa panjang kalau aku jelaskan satu-satu. Tapi intinya, aku kecewa padaMu. Kenapa? Karena Kau adalah sumber semua kekacauan yang ada di bumi ini.

Coba lihat sejarah. Berapa banyak orang yang harus mati demi Kau. Berapa banyak orang harus menderita karena nama Mu? Dan Kau seakan tidak peduli dengan semua itu. Kau terus saja diam di tahtaMu yang entah dimana. Memandangi darah orang tak bersalah tertumpah. Kenapa Kau tidak melakukan sesuatu untuk menghentikannya?

Dan Kau adalah tuhan yang apartheid, pilih kasih, egois. Kenapa dari sekian banyak bangsa di dunia, Kau memilih satu bangsa saja yang disebut bangsa pilihanMu? Tidakkah Kau sadar itu hanya membuat perpecahan dan peperangan?

Tidakkah Kau lihat berapa banyak kerusakan yang disebabkan bangsa pilihanMu itu? Mereka yang berkata punya ajaran kasih. Yang kalau ditampar pipi kiri, beri pipi kanan. Yang harus memaafkan. Tapi apa hasilnya?

Dan Kau sangat tidak adil. Kenapa Kau menciptakan banyak agama? Kalau Kau memang ingin disembah dengan satu cara, dipanggil dengan satu nama, kenapa tidak Kau ciptakan saja satu agama buat semua. Sehingga perbedaan pendapat seperti sekarang tidak perlu ada.

Tidakkah Kau lihat sekarang semua agama mengakui dirinya paling benar. Semua agama mengakui mendapat wahyu dariMu. Semua agama merasa sedang menyembahMu. Semua agama merasa mereka berperang demi Kau, membela namaMu. Mereka berjuang masuk surga yang Kau ciptakan dengan cara-cara yang katanya Kau perintahkan (entah surga itu memang ada atau tidak).

God, aku cuma manusia, mungkin karena itu aku tidak bisa mengerti semua ini. Jadi terima kasih buat semua yang Kau berikan (kalau Kau memang ada). Tapi sudah cukup. Aku lelah dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Lelah dengan hidupku. Lelah dengan dunia ini. Lelah dengan diriMu.

Oh ya, satu permintaan terakhir, (kalau kau memang ada) hapuskan namaku dari kitab kehidupanMu. Aku tidak pernah minta dilahirkan kok. Apalagi minta namaku ditulis dalam kitabMu seperti yang diajarkan semua agama itu.

Bye, God.

Love,

Mantan orang yang mempercayai-Mu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun