1. Sifat Ilmu Sosiologi
Sosiologi memiliki sifat yang bersifat ilmiah, artinya dalam mempelajari masyarakat, sosiologi menggunakan metode yang sistematis dan rasional. Para sosiolog mengumpulkan data melalui berbagai teknik penelitian, seperti survei, wawancara, observasi, dan analisis dokumen, untuk memahami fenomena sosial yang terjadi. Penelitian sosiologi juga bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat diuji kebenarannya melalui metode ilmiah.
Sifat keilmuan ini memungkinkan sosiologis untuk membedakan dirinya dari sekadar opini atau pandangan pribadi tentang masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan yang objektif dan empiris, sosiologis berusaha untuk menemukan pola-pola dan hukum-hukum sosial yang dapat diterapkan untuk menjelaskan fenomena sosial. Misalnya, ketika mempelajari kemiskinan, sosiolog tidak hanya mengamati situasi individu atau kelompok yang miskin, tetapi juga mencoba mencari penyebab struktural dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kondisi tersebut.
Selain itu, sosiologi juga mengedepankan perspektif kritis terhadap realitas sosial. Para sosiolog tidak hanya menerima begitu saja fenomena sosial yang ada, tetapi juga berusaha untuk mengidentifikasi ketidakadilan, ketimpangan, dan kekeliruan dalam masyarakat. Oleh karena itu, sosiologi bukan hanya ilmu yang bersifat deskriptif, tetapi juga preskriptif, dengan tujuan untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih baik.
2. Interaksi Sosial dan Pembentukan Struktur Sosial
Interaksi sosial adalah bagian mendasar dari sosiologis karena melalui interaksi ini individu terbentuk dan dipengaruhi oleh masyarakat. Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari komunikasi langsung antar individu hingga interaksi dalam kelompok sosial yang lebih besar, seperti keluarga, sekolah, tempat kerja, atau masyarakat secara keseluruhan.