Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kemudian Aku Pun Menunggu

12 Mei 2014   23:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 20 0
Selebar sayap mentari yang menerawangi singgasana bumi mengilhami pencarian dan perikehidupan sebagai insan sebagai penggerakan roda dan waktu

Berpacu aku menembus batas diam yang naif dengan gelora ganda dan doa harap-harap cemas yang diajarkan

Aku mematri angin malam agar menjadi segudang puisi dengan lentera serat di ujung fajar, menjuntai aroma pagi dengan semangat sisa yang mesti tetap gagah perkasa berani menatap silaunya matahari

Tak ada lelah di celah rongga punggungku, tak boleh karena aku laki-laki pemangku mimbar cipta yang dijanjikan diri sendiri

Tapi pergulatan ini menghempasku di nadir yang nyeri

Yaa Rabb...

Kemudian aku menunggu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun