Kalau diumpamakan, hidup dan detak jantung Manchester United dalam kurun dua tahun terakhir seperti sedang bermain roller coaster. Bukan hanya dirasakan oleh fans yang menggerubungi Old Trafford atau fans layar kaca yang hanya bisa menyaksikan lewat layar televisi, hal ini juga dialami dan dirasakan oleh para pemain, staf, manajemen, owner dan tak lupa, si pelatih. Buktinya, kita bisa melihat di era milenium MU bisa sangat terpuruk hanya karena pelatih bergelar The Chosen Oon, maaf typo maksud saya The Chosen One, yang sayangnya harus dipecat sebelum musim berakhir. Meski sempat naik dan menduduki peringkat keempat musim berikutnya, MU seperti terhempas lagi ke bawah di akhir musim ini. Tentu saja ini semua karena PHP tingkat dewa dimana tragedi terpeleset terulang kembali (meski terjadi di lapangan namun aktornya bukan Steven Gerrard) saat mengejar empat besar. Dan, entah harus senang atau kecewa, untungnya piala lokal tak lepas dari genggaman. Harus ada yang dikambinghitamkan? Siapa dia? Tentu saja si pelatih.
KEMBALI KE ARTIKEL