Seberapa jauh jejakmu dalam gapainya, seberapa usahamu ujudkan keinginanmu, seberapa egomu terkorbankan karena hasrat yg mumpuni, seberapa pantas dirimu dianggap Pantas...
Sebelum semua usai, sebelum semua sirna, sebelum smua hampa, sudahi dengan senyum, tuk ingat smua momen yg terjadi...
Kadang kebetulan adalah kecerobohan, bagi jiwa perindu belas kasihan, namun kadang juga kebodohan adalah kebetulan yg diyakini, tuk diwujudkan dalam angan belaka semata...
Sunyi kembali hampiri, sepi sudah mulai perkosa hakiki, angan yg sempat melihat cahaya, mulai kembali ke peraduannya, peraduan yg diselimuti kegelapan abadi...
Masih tetap jadi penghuni jagad, buat rame katulistiwa kebahagian semu, yang terekam dalam sendi kehidupan, yg terpunyai oleh hak, hak akan kodrat kemanusiawian semata...
Kurindu sinar itu, namun mungkin tak kan kudapati lagi, kurindu aura pelangi itu, yg bisa buat aq menjadi berwarna, namun semua telah sirna, karena takdir yg terpunyai...
Smua gundah gulana yg terasa, smua caci maki yg terlontar, smua belenggu yang terpasang, kan kunikmati smua, karena selalu ada ENGKAU yg memelukku dalam terangmu, walau diriku berkubang dalam kegelapan...
