Sebenarnya Singapura memiliki luas yang sama besar dengan Jakarta, Namun mengapa Singapura sangat diminati sebagai surga belanja dan tempat tinggal ternyaman di Asia ?
Bukankah ini sangatlah aneh ? Coba saja bayangkan, Singapura hanyalah negara kecil yang tidak memiliki sumber daya alam. Contohnya sampai hari ini, Singapura masih mengimpor air bersih dari Malaysia. Untuk Persediaan Gas, Singapura mengimpor dari Indonesia, bahkan karena terlalu kecilnya negara tersebut, Singapura sampai membeli tanah dari pejabat korup di Indonesia yang mengangap bahwa negaranya masih memiliki cukup banyak pulau yaitu 17.000 pulau, mungkin pejabat korup itu berfikir, “Kalau dijual satu pulau saja ke Singapura kan gag masalah, masih ada 16.999 pulau lainnya.”
Ya, pulau kita yang bernama Pulau Nipah, saat ini hampir tidak ada wujudnya lagi dikarenakan setiap harinya dikeruk oleh Singapura untuk memperluas daratannya di bagian selatan. Yang jadi pertanyaan,”Apakah mungkin Singapura berani beraninya mengeruk sendiri tanpa ada ijin dari negara Indonesia ?” Ketika saya naik Taksi di Singapura, sang taksi berkata,”Pak , jalan tol ini dulunya adalah lautan, namun saat ini Singapura sudah menambah dan terus memperlebar daratan kearah selatan, Selain untuk jalan tol, pemerintah SIngapura akan membuat kawasan tempat tinggal dan area wisata.”
Mengapa Singapura bisa menjadi negara kaya ?
Singapura bisa menjadi negara kaya, karena mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa mengandalkan pemasukan negara dari Kekayaan alam dan pajak, sehingga Singapura percaya bahwa mereka harus membuat Sistem, teknologi dan good strategi.
Strategi yang mereka buat salah satunya adalah Singapura menjadikan ikon sebagai Surganya belanja , Sebenarnya hal ini cukup aneh, Orang Indonesia berbondong bondong pergi ke Singapura untuk membeli barang disana dan dipamerkan kepada teman temannya. Padahal jika anda cukup jeli, coba perhatikan barang barang seperti tas, pakaian, celana panjang , dan sepatuyang dibeli dari SIngapura. Maka didalamnya anda akan menemukan label yang bertuliskan “ Made in Indonesia “ , “ Made in Vietnam “, dan “Made in Thailand “
Stategi Singapura lainnya adalah mereka tidak mau menandatangani perjanjian ekstradisi , Hal ini sangatlah membuat para pejabat korup di negara Indonesia bersorak sorai bergembira. Mengapa ? Karena apabila koruptor sudah mencuri uang negara sampai puluhan milyar, mereka tinggal menyimpan uangnya di Bank Singapura, dan dijamin uang tersebut tidak akan bisa diambil oleh pemerintah Indonesia. Selain itu sang koruptor bisa membeli apartemen di Singapura kemudian berleha leha ,karena tanpa adanya kerjasama ekstradisi, maka Polisi Indonesia tidak bisa menangkap koruptor yang bersarang di Singapura.
Dry Dock di Singapura
Sekitar bulan Februari kemarin, Kapal Finder yang sudah berganti nama menjadi Elnusa Finder dan berbendera Indonesia harus merapat di Singapura. Kapal harus naik ke Dry Dock. Dry dock dapat kita umpamakan seperti motor yang harus diservis setiap 3 bulan sekali, nah kalau kapal harus diservis setiap 1 tahun sekali.
Kapal Elnusa Finder Dry dock di Singapura selama kurang lebih 7 hari , selain itu ada beberapa komponen yang harus diganti dan dibersihkan. Jadi untuk kami para engineer, siang hari kami habiskan waktu dengan melakukan kalibrasi peralatan seismik, sedangkan malam harinya dipakai untuk backpacker keliling Singapura.
Ketika kalibrasi alat GPS, saya iseng iseng membuka percakapan dengan seorang engineer yang sedang mengkalibrasi alat GPS. “Halo Sir, My name is Denni , I curious about calibrating GPS, could you explain to me ?” Setelah engineer tersebut menjelaskan secara teknis, lama kelamaan ia malah bercerita mengenai kehidupannya di Singapura. Jadi beliau yang bernama Ricky lahir di Myamar, namun karena terlalu kecilnya gaji di Myamar, maka Ricky memilih bekerja di negeri orang yaitu Singapura.
Ricky menceritakan bahwa gajinya sekarang sekitar 3200 USD, sedangkan istrinya sebesar 1800 USD. Jika ditotal maka keluarga tersebut memiliki gaji 5000 USD dalam sebulan. Namun Ricky merasa hidupnya masih pas-pasan di Singapura, karena untuk warga negara asing yang bekerja di Singapura, meraka akan mendapatkan status sebagai PR (Permanent Residence). Ricky saat ini sedang menyekolahkan anaknya yang masih TK di singapura, namun karena status nya adalah PR, ia harus membayar 500 USD/Bulan , padahal untuk warga Singapura asli, mereka cukup membayar 150 USD/bulan.
(****)
Tempat Tempat yang harus dikunjungi di SIngapura
1.Merlion Park
Akses : Naik MRT ke arah MRT jalur Merah. Turun di Marina Bay
Perjalanan selalu kami mulai dari Loyang offshore Base, , namun karena tidak ada jalur MRT terdekat, kami naik bus dari Loyang dan membayar sebesar 1,3 Dollar Singapur. Keadaan busnya lebih bagus daripada Busway di Jakarta. Jadi kalau kamu membayar dengan menggunakan uang cash, maka sebelum duduk bayarlah terlebih dahulu kepada supir Bus, dan jangan makan didalam bus serta jangan merokok.
Kami turun di Pasir Ris, kemudian kami menuju ke mesin pembayaran tiket MRT. Hal pertama yang dilakukan adalah memencet tujuannya ( Marina Bay ), setelah itu di layar monitor akan tertera biaya yang haru dikeluarkan sebesar 3 SingDOllar. Masukkan Dollar tersebut, dan keluarlah tiketnya.
Saya benar benar kagum terahadap sistem yang ada di singapura, semuanya sudah menggunakan teknologi yang dimulai dari pembelian tiket, pintu masuk ke arah stasiun, sampai di dalam kereta.
Di Marina Bay kamu bisa berjalan kaki ke arah Merlion Park, Sangat indah apabila anda kesana pada malam hari, karena suasana lampu berwarna warni lebih menghidupkan suasana. Di sebelah kiri, anda bisa melihat sungai besar yang sangat bersih dan beberapa kapal menyebrangi sungai setiap 15 menit sekali.
Saya juga menyempatkan berjalan ke arah merlion Hall, disana ada pertunjukkan orchestra untuk merayakan tahun baru China. Keren banget, berbagai instrumen musik dimainkan dari gendang, biola, piano, dan yang terpenting, semuanya gratis.
1.Orchad Road
Akses : Naik MRT ke arah MRT jalur Merah. Turun di Orchard.
Orchard Road yang menjadi Ikon Kedua Singapura setelah Merlion park merupakan pusat belanja di Singapura. Sepanjang kiri dan kanan anda akan melihat puluhan mal yang menawarkan barang barang diskonan. Tapi setelah saya lihat lihat, sebenarnya harga setelah diskon sama dengan harga normal barang tersebut, jadi mereka hanya pintar dalam menerapkan strategi marketing dengan membuat barang barang seolah olah sedang diskon. Selain itu jelilah ketika membeli barang, paling Tidak carilah Barang di Singapura yang di dalamnya tidak berlabel “Made in Indonesia”
Jangan lupa mampir ke “Lucky Plasa” Karena mal tersebut menjual berbagai macam alat alat elekronik dengan harga miring. Sebenarnya sih gag murah murah banget, namun barang yang kamu beli bisa menjadi sangat murah tergantung kemampuan anda dalam menawar barang.
Di Orchad juga terdapat Bioskop, jumlah film filmnya jauh lebih lengkap daripada di Indonesia. Namun mereka hanya menayangkan film yang 100% berasal dari Hollywood, kalau saya kurang setuju, karena bagaimanapun kerennya film film hollywood, kita juga harus mencintai film film lokal. Di Indonesia jmulai banyak film film lokal yang cukup bermutu diantaranya Laskar Pelangi, Negeri 5 menara, dan Rumah Dara. Sudah nonton?
1.Bugis Street
Akses : Naik MRT ke arah MRT jalur Hijau. Turun di Bugis.
Ingin membeli oleh-oleh cukup banyak yang sesuai Budget ? Selain itu ingin mencari gantungan kunci bertuliskan I Love Singapore . Jawabannya adalah Bugis Street.
Untuk menuju kesana, kamu bisa naik MRT menuju jalur berwarna Hijau, lalu turun di Bugis. Kalau kamu pergi berempat,maka kamu bisa memilih taksi dengan alasan lebih cepat dan bisa bayar patungan sehingga lebih murah.
Di Bugis Street, dijual berbagai macam souvenir diantaranya gantungan kunci , kaos , gelas, topi yang semuanya bertuliskan Singapura dan harganya terjangkau. Ketika disana, saya menyempatkan membeli gantungan kunci dan kaos, namun ada juga teman saya yang berkata ,”Ah ngapain beli disini, kayak di kaki lima aja, mendingan beli di Mal.” Kalau pendapat aq pribadi sih sebenernya beli di kaki lima selama bahan-nya berkualitas tetap gag jadi masalah, lagipula bisa juga terjadi bahwa barang yang ada di Bugis Street dengan yang ada di Mal Orchad Road berasal dari Supplier yang sama, yang membedakan hanyalah harganya di Mal menjadi berkali kali lipat. Bener kan.
1.Sentosa Island
Akses : Naik MRT ke arah MRT jalur Ungu ataupun Kuning. Turun di Harbour Front. Disana ada mall , naik ke lantai 3 dan naik Sentosa Express.
Saat ini Pulau Sentosa sedang Booming sebagai salah satu Tujuan Wisata yang harus dikunjungi di Singapura. Disana terdapat Universal yang menawarkan wahana wahana paling seru dan mampu membuat jantung anda terasa mau lepas..:)
Tertarik untuk menuju Sentosa ? Selain mempersiapkan diri untuk berteriak sepuas puasnya, anda juga harus menyiapkan kocek untuk membeli tiket masuk seharga 550 ribu. Aksesnya ?, kamu bisa naik MRT menuju ke Harbour Front, lalu kamu akan turun di mall, kemudian anda cukup berjalan kaki menuju lantai 3, disana anda akan menemui loket elektronik untuk membeli tiket Sentosa Express. Saya agak lupa dengan harga tiketnya, namun kalau tidak salah hanya sebesar 3 SingDollar.
Didalam Kereta Sentosa Express, kami melihat gemerlapnys kota singapura dibelakang kami, lalu didepan nampak pulau kecil yang bernama sentosa. Oh iya, kereta ini akan berhenti pada 4 pemberhentian stasion diantaranya : Sentosa Station, Waterfront Station, Imbiah Station , Beach Station.
Kami sengaja keluar kereta pada pemberhentian terakhir yaitu Beach Station, disini terdapat beberapa tempat tempat menarik diantaranya Pantai, Taman yang dihiasi puluhan lampu, Rumah Tanpa Gravitasi, Kuil berwarna warni.