Banyak sekali realita di luar sana yang menunjukkan bahwa dengan gaji rendah itu dapat menjadikan seorang guru menjadi patah semangat dalam pengajarannya. Ini juga yang saya amati, saat saya datang ke acara pernikahan kakak tingkat waktu di perkuliahan dulu, saat itu saya bertanya, “sekarang ngajar dimana mas ?” kemudian dia menjawab, “saya sekarang kerja dipabrik”, dengan kagetnya kemudian saya balik bertanya lagi, “loh, kok kerja di pabrik mas ? kenapa tidak ngajar ?” kemudian dia menjawab, “kalau masih awal-awal ngajar gajinya kecil, gak cukup untuk mencukupi kehidupan keluarga sehari-hari”. Dari situ saya berfikir bahwasannya lagi-lagi karena kesejahteraan guru di lingkup gaji yang menjadikan guru patah semangat dalam mengajar. Seharusnya semua pihak harus mampu memikirkan dan memecahkan masalah tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL