Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Fenomena Facebook dan Implikasinya Bagi Indonesia

23 Desember 2010   06:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:28 465 0
Tahun 2010 merupakan tahun istimewa atau bisa dibilang tahun fenomena untuk Facebook sebuah aplikasi jejaring sosial di dunia maya. Sebetulnya Facebook (FB) bukan merupakan satu2nya pelayanan jaringan sosial di internet  tapi ini memang yang terbesar dan tentu saja terpopuler. Jumlah anggotanya di seluruh dunia mencapai 575 juta orang (Desember 2010), melebihi jumlah penduduk Indonesia bahkan AS.

Penduduk Indonesia sendiri  yang telah menjadi pengguna jejaring sosial FB ini sudah mencapai 32 juta orang. Jumlah itu mendudukan Indonesia di posisi rangking 2 terbesar, selisih sekitar 4 juta dengan Inggris pada peringkat ketiga. Posisi pertama adalah AS, tempat lahirnya FB dengan jumlah hampir 150 juta anggota. Peringkat Indonesia itu sangat mengejutkan sebenarnya mengingat rangking melek ICT  (Information and Communication Technology) Indonesia di tingkat dunia tahun 2008 berada di posisi 107 dari 159 negara. Rangking melek internet tersebut diukur dengan index IDI(ICT Development Index) yang dikeluarkan oleh ITU  (International Telecommunication Union).

Dasar penilaian dalam menentukan peringkat IDI mencakup 11 indikator yang berhubungan dengan akses, ketrampilan pengguna, dan tingkat penggunaan ICT suatu negara. Sehingga "ketidak cocokan" atau lebih tepatnya jomplangnya peringkat antara melek ICT dengan peringkat penggunaan FB sebagai sebuah aplikasi popular di Internet menimbulkan berbagai pendapat. Salah satu pandangan negatif menyatakan hal itu bisa terjadi karena memang penduduk Indonesia lebih suka berteman dan ngobrol daripada bekerja. Sehingga fasilitas internet yang ada hanya digunakan untuk itu.

Pendapat lain yang lebih positif dan lebih masuk akal adalah karena memang penggunaan aplikasi jejaring sosial FB sangat dipermudah. Kenyataannya sekarang untuk mengakses FB, tidak diperlukan infrastuktur yang canggih. Tidak perlu satu komputer untuk setiap rumah. Tidak perlu setiap rumah terkoneksi jaringan pita lebar (broadband) ke internet. Dan tidak perlu ketrampilan tinggi untuk menyalakan computer, membuka browser dan memasukan alamat FB. Sekarang mengakses FB cukup dari perangkat komunikasi genggam (HP) yang murah. Sebagian besar HP yang dijual sekarang telah dilengkapi teknologi komunikasi data 3G. Selain itu juga dan paling penting, HP yang ditawarkan saat ini telah dilengkapi dengan fitur untuk mengakses FB tanpa harus membuka browser internet.

Tetapi kenyataan dan penjelasan di atas masih menimbulkan beberapa pertanyaan. Mengapa FB menjadi sangat popular khususnya di Indonesia? Bagaimana memanfaatkan "keunggulan" Indonesia dalam penggunaan  FB untuk segala segala segi kehidupan bukan hanya "mengobrol"? Bagaimana kira2 bentuk dan kondisi jaringan pertemanan di masa depan?

Sejarah dimulainya aplikasi jaringan sosial di internet dimulai 7 tahun yang lalu dengan beroperasinya Friendster pada tahun 2003. Kemudian disusul oleh MySpace pada tahun 2005. My Space sekarang lebih dikenal sebagai jejaring sosial penggemar musik.  Facebook yang tadinya hanya untuk lingkungan kampus dan sekolah, dibuka untuk keanggotaan umum pada tahun 2006. Saat ini situs jejaring sosial ada 65 buah, dengan 39 situs diantaranya beranggotakan di atas 10 juta. Yang beranggotakan 100 juta anggota ke atas seperti halnya FB mencapai 5 situs.

Aplikasi jejaring sosial begitu popular karena memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berhubungan dengan sesamanya. Dengan bantuan teknologi, menjaga dan mempertahankan hubungan menjadi lebih mudah. Teknologi menawarkan efisiensi. Hemat dalam waktu dan hasil yang baik, termasuk kecepatan dan kuantitasnya. Kebutuhan kita akan informasi terbaru, cepat dan lengkap dari teman, sahabat, keluarga bahkan pasangan dapat terpenuhi.

Penggunaan jejaring sosial akan makin meluas dan mendalam. Ada beberapa kasus di AS, sekolah atau perusahaan menerima pelajar atau pekerjanya berdasarkan halaman FB-nya masing-masing. Juga ada kasus status seseorang di FB menjadi alibi dalam pengadilan, dapat menyelamatkan seseorang dari bencana, atau bahkan inspirasi untuk tindakan kejahatan. Akibat penggunaan yang makin mendalam yang tidak hanya sekedar iseng, penggunaan jejaring sosial seperti FB makin menyerupai hubungan 'face-to-face' di dunia nyata.

Fenomena FB ini juga menarik para peneliti anthropologist terkenal seperti Robin Dunbar dari Inggris. Salah satu teori Dunbar dari penelitian tentang suku primitif sebelumnya adalah angka Dunbar. Dunbar memperkirakan kemampuan manusia untuk menjaga hubungan sosial yang baik adalah dengan 150 manusia lainnya. Angka tersebut muncul karena keterbatasan waktu, energy  dan otak manusia untuk menjaga dan membentuk hubungan, untuk mengetahui dan mengingat siapa berperang, bersekutu, atau berpasangan dengan siapa. Hubungan sosial yang dekat itu juga memungkinkan pertukaran sinyal atau tanda hubungan sosial ke orang lain, seperti mempertegas hirarki dalam kelompok.

FB dalam format sekarang bisa mengingat ratusan hingga ribuan nama teman tetapi terbatas pada hubungan pertemanan yang sederhana, karena pada dasarnya dulu dikembangkan dari situs untuk pertemanan di sekolah bukan di masyarakat yang kompleks. Kemampuan FB memang masih terus ditingkatkan seperti tingkat keamanan dan privasinya. Kemudian juga ada fasilitas forum diskusi, promosi, dan sebagainya yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Jika fasilitas yang ada dapat digunakan dengan baik dengan aturan etiket yang ketat tentu dampaknya sangat positif bagi bangsa Indonesia.

Jejaring sosial FB telah membantu penggunanya untuk menjaga hubungan sosial secara efisien. Dengan pengguna di Indonesia berjumlah puluhan juta dan terus bertambah, efisiensi yang dihasilkan menjadi sangat signifikan.  Perlu didorong terus pengembangan dan penggunaan aplikasi jaringan sosial yang lain untuk kebutuhan yang lebih spesifik seperti jaringan sosial untuk perdagangan atau untuk pertukaran ilmu pengetahuan. Aplikasi tersebut harus bisa digunakan dari HP  yang sederhana, berbiaya murah dan online setiap saat.  Perlu juga diusahakan agar server utama aplikasi jaringan sosial tersebut berada di Indonesia untuk menjamin ketersediaan 24 jam dengan mengurangi  resiko politik, keamanan, hukum, bisnis dan bencana alam jika masih berada di luar negri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun