Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie Pilihan

Antara Aku, KPK Gerebek Jajanan UMKM dan Hujan Bulan Desember

27 Desember 2021   02:20 Diperbarui: 27 Desember 2021   06:19 595 8
Hai, hai. Aku Denik. Ada cerita seru nih yang ingin aku bagikan. Antara aku, KPK Gerebek Jajanan UMKM dan Hujan Bulan Desember. Senang, senep dan haru mewarnai kisahku ini. Widih, sudah kayak drama Korea aja.

Gimana ya? Karena memang banyak "drama" sejak awal aku mengenal KPK sampai dengan peristiwa hari Sabtu, 25 Desember 2021. Agar tidak ada dusta antara kita (eh, apaan sih). Ya, pokoknya biar enggak penasaran. Yuk, simak ceritaku bareng KPK.KPK Kompasiana

By the Way, aku jelasin dulu ya? KPK di sini bukan Komisi Pemberantasan Korupsi loh. Yang biasa disingkat KPK. Melainkan Kompasianer Penggila Kuliner. Disingkatnya KPK juga. Jadi bukan KPK yang satunya.

Aku jelaskan biar enggak salah tafsir. Soalnya aku dulu gitu. Ups. Namanya juga anak baru. Malu bertanya pula. Begitulah.

Jadi awal aku mengenal KPK tuh tahun 2019 di acara Kompasianaval. Waktu itu KPK ada buka both. Tanpa mendekat, hanya melihat dari jauh. Ada tulisan KPK sudah langsung ilfeel. Ma yanglas saja kalau ada bau-bau politik. Karena mengiranya KPK yang itu. (Maaf ya KPK?)

Tapi aku penasaran. Terus goegling deh tentang KPK Kompasiana. Ternyata. Pepatah Tak Kenal Maka Tak Sayang mengenai aku. Jadi ngakak sendiri. Sejak itu aku padamu KPK. Karena aku penyuka kuliner juga.

Nah, bulan Desember ini KPK mengadakan event offline yang taglinenya KPK Gerebek  Jajanan UMKM. Lokasi yang ditunjuk adalah daerah Cikini. Wah, siapa yang tak mengenal daerah Cikini. Banyak tempat-tempat bersejarah. Kulinernya juara.

Aku pun punya cerita juga di sana. Zaman masih pakai putih abu-abu pernah jadi anak teater di TIM loh. Makanya langsung bling bling begitu mendengar kata Cikini. Ikutan daftar dong. Ingin nostalgia sekaligus seru-seruan bareng dengan KPK. Meski tahu kalau pesertanya diseleksi.

Daftar saja dulu. Apalagi waktunya klop. Akhir pekan. Bisa deh kalau ikutan. Widih, PD amat. Namanya berharap. Boleh dong. Selesai daftar ya sudah. Sibuk dengan aktivitas. Dua hari berikutnya ada email masuk yang isinya aku terpilih untuk mengikuti acara tersebut.

Wuih, senang dong. Masa enggak. Aku segera memberikan konfirmasi persetujuan dan jadi tak sabar menanti hari H tiba. Macam menunggu janji kencan denganmu. Uhuuyy.

Hujan Bulan Desember


Namun ada "drama" menjelang hari H. Membuat galau perasaanku. Bagaimana tidak? Hari itu aku mendapat kabar dari keluarga kalau kami akan pindah rumah. Jadi mesti beres-beres.

Sebenarnya rencana pindah rumah sudah lama. Sejak awal 2020 yang mana rumah kami terkena banjir hingga sepinggang. Itu kali pertama mengalami kebanjiran. Panik dan trauma dong. Cuma cari rumah kan enggak mudah.

Setelah sekian lama baru kemarin itu dapat tempat yang cocok. Langsung eksekusi untuk pindahan karena seminggu sebelumnya sudah banjir lagi semata kaki. Padahal hujan dua jam. Bagaimana jika sehari semalam. Itulah alasan kenapa harus saat itu beres-beres. Berkejaran dengan hujan bulan Desember yang tak bisa diduga.

Nah, terbayangkan bagaimana hatiku saat itu. Orang rumah sedang sibuk beres-beres. Aku enak-enakan kuliner. Secara logika enggak etis toh. Makanya aku galau. Sempat berpikir untuk mengundurkan diri. Karena kondisi di rumah seperti itu.

Tapi kok enggak profesional banget sih kalau mengundurkan diri pas hari H. Kalau alasannya sakit mungkin aku masih tak segalau ini. Namanya sakit tentu tak bisa dipaksakan. Ini kan hanya berbenturan kegiatan. Hal yang tidak terduga. Akhirnya aku diskusikan dengan orang rumah. Syukurnya mereka mau mengerti.

Bersiap-siaplah aku untuk Gerebek Jakanan UMKM bareng KPK Kompasiana. Sudah cakep, sudah wangi (macam iklan saja) dan siap berangkat. Eh, hujan turun tanpa permisi. Deras pula. Sementara waktunya sudah semakin mepet. Aku orangnya on time-an loh. Jadi langsung menyiapkan jas hujan dan langsung cus naik motor menuju Cikini.

Keseruan Gerebek Jajanan UMKM bareng KPK Kompasiana

Aku tiba di daerah Cikini tepat jam 12.00 WIB. Mampir salat dulu di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki. Ternyata masih direnovasi. Tapi boleh masuk kalau hanya ingin numpang salat. Maka masuk dan parkirlah aku di basement.

Ternyata suasana di basement sepi sekali. Tak ada satu orang pun. Gelap pula. Horor banget deh. Tapi gimana sudah telanjur masuk. Aku ikuti petunjuk dari penjaga pintu masuk. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun