Acara ini merupakan satu dari beberapa rangkaian kegiatan Festival Budaya Anak Ceria yang telah dilaksanakan sebelumnya. Seperti Sayembara Menulis Cerita Anak Islami (SMCAI), Lomba Jingle Lagu atau Yel Yel Anak Sehat Bebas Stunting, dan Lomba Kolase Gambar.FGD yang dilaksanakan secara daring dan luring menghadirkan  narasumber antara lain Drs. Bambang Widianto, S. S. M. S. M. E. S (Staf Khusus Wakil Presiden RI), KH. Habiburrahman El Shirazy, Lc. MA (Ketua LSBPI MUI), Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si (Dekan Fak. Psikologi UIN Jakarta), Dr. Helvy Tiana Rosa, M. Hum (Wakil Ketua LSBPI MUI)
Dalam kesempatan tersebut Drs. Bambang Widianto menjelaskan tentang pentingnya mengatasi stunting guna membangun anak-anak kreatif dan ceria.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Hal tersebut bisa berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunnya produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan. ekonomi, meningkatkan. kemiskinan dan ketimpangan.
Untuk itu perlu Intervensi Pencegahan Stunting melalui:
- Intervensi Gizi Spesifik, yang meliputi pemberian pengetahuan pra nikah dan menjaga kesehatan  serta gizi calon ibu selama masa kehamilannya.
- Intervensi Gizi Sensitif, yang meliputi pengadaan air bersih, sanitasi dan akses bantuan pangan serta layanan kesehatan."Bagaimana anak-anak akan ceria kalau gizi yang didapatkan tidak seimbang."
Demikian Wakil Ketua Umum MUI, Drs. KH. Basri Bermanda, MBA dalam sambutannya.
"Untuk itu diperlukan penjelasan yang benar tentang parenting dan pola asuh anak," ujar Drs. KH. Pasni Rusli (Wakil Sekretaris Jenderal MUI).
Kembali lagi, peran orang tua sangat diperlukan dalam membangun karakter anak. Terutama anak-anak sekarang yang terlahir sebagai generasi digital. Mereka yang lahir setelah adopsi teknologi digital.
Orang tua harus memberikan pendampingan. Perlu memperhatikan kondisi anak. Mulai dari kesehatan matanya, masalah tidurnya, perkembangan fisik dan sosialnya. Dan hal tersebut tidak bisa dibebankan semua pada si ibu. Meskipun ibu tersebut seorang ibu rumah tangga yang full day di rumah saja mengurus keluarga.
Ayah memilki peran penting juga dalam mendidik anak. Tak hanya mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu selesai. Terima beres. Tidak bisa begitu.
Sosok ayah sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak-anak yang kerap disapa oleh sang ayah, bercanda, berbincang-bincang dan bermain bersama cenderung lebih bahagia. Terlihat lincah dan percaya diri serta mandiri.
Sebab sosok ayah memang memiliki peran penting dalam keluarga. Tak hanya mencari nafkah keluarga saja. Melainkan juga sebagai:
- Mentor dalam kehidupan dan agama
- Teman curhat
- Pelindung dan pemberi rasa aman
- Pengambil keputusan
- Komunikator dalam keluarga
- Pemberi perhatian
- Dll
"Jadi, anak itu tidak butuh Superman. Tapi butuh sosok fatherman."
Demikian penjelasan Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si
KH. Habiburrahman El Shirazy, Lc. MA menambahkan bahwa wibawa seorang ayah tidak akan jatuh dengan turut serta bermain bersama anak-anaknya. Justru menambah kedekatan sang ayah dengan si anak. Kalau sudah dekat maka anak akan mudah menerima nasihat.