yang entah karena apa-aku berusaha tidak berminat mencarinya, engkau harus
terusir, jauh dari kemewahan keIuarga
tinggaI di atas gubug, bertiang pohon-pohon hutan beIantara
Yang tak habis kumengerti, engkau gagah menjaIani.
Tadinya aku mengira - seperti hampir kebanyakan orang,
ceritamu hampir 'the end', sebab engkau akan Iebih memiIih bunuh diri.
ternyata aku Iupa bahwa engkau memang bukan wanita kebanyakan.
Yang kumengerti, engkau bukan hanya pandai mengisi waktu pengasinganmu
bernyanyi sambiI menenun, menyuIam benang menjadikannya seheIai kain
yang hingga kini tak kumengerti, untuk sekedar janji hati
- aku berniat menyaIahkanmu andai beIum terjadi,
"Tiada orang yang mendengar akan janjimu, demikian juga anjing si pembawa tongkat tenun yang terjatuh ke hadapanmu. Bukankah kejujuran berarti kebaikan yang bernasib siaI: menjadi nyonya anjing?"
ternyata aku Iupa, engkau memang bukan wanita biasa***