Pada abad ke-21, persimpangan antara teknologi dan diplomasi telah mengubah lanskap hubungan internasional. Diplomasi digital memanfaatkan perangkat dan platform digital untuk keterlibatan diplomatik---telah muncul sebagai mekanisme penting yang digunakan negara untuk berkomunikasi, bernegosiasi, dan memproyeksikan soft power secara global (Bello, 2023). Makalah ini mengeksplorasi pengaruh transformatif diplomasi digital pada hubungan internasional, dengan fokus pada bagaimana pemerintah, organisasi internasional, dan aktor non-negara memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong kerja sama, mengelola konflik, dan memajukan tujuan kebijakan luar negeri (Rachmawati, Kuncoro, & Sari, 2024).
Meskipun diplomasi digital semakin penting, wacana akademis masih terfragmentasi, sering kali dibayangi oleh studi tentang praktik diplomatik tradisional. Sementara penelitian yang ada menyoroti potensi diplomasi digital (Saipiatuddin et al., 2023), eksplorasi implikasi jangka panjangnya terhadap kedaulatan negara, keamanan siber, dan dinamika geopolitik masih terbatas (Rehman & Rassias, 2024). Studi ini mengatasi kesenjangan ini dengan memberikan analisis komprehensif tentang peran diplomasi digital yang terus berkembang dalam membentuk hubungan internasional kontemporer.
Di era di mana misinformasi, perang siber, dan kemajuan teknologi yang pesat menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi stabilitas global, memahami diplomasi digital menjadi keharusan. Pemerintah semakin bergantung pada saluran digital untuk mengurangi krisis, melibatkan khalayak global, dan melawan kampanye disinformasi (Asad & Irfan, 2024). Urgensinya terletak pada identifikasi bagaimana diplomasi digital dapat berfungsi sebagai alat untuk penyelesaian konflik dan pembangunan perdamaian di wilayah yang bergejolak.
Bello (2023) menggarisbawahi peran platform media sosial dalam komunikasi diplomatik, menekankan kapasitasnya untuk memperkuat pesan diplomatik dan mendorong dialog lintas batas. Demikian pula, Saipiatuddin dkk. (2023) mengeksplorasi penggunaan perangkat digital yang strategis dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam diplomasi internasional. Namun, Rehman dan Rassias (2024) menyoroti kerentanan keamanan yang melekat pada platform digital, yang menimbulkan kekhawatiran tentang privasi data dan ancaman dunia maya. Kebaruan makalah ini terletak pada pendekatan holistiknya, yang memadukan wawasan dari ilmu politik, studi komunikasi, dan keamanan siber untuk menilai dampak multifaset diplomasi digital. Tidak seperti penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada atas manfaatnya, penelitian ini secara kritis mengkaji risiko dan keterbatasannya, menawarkan perspektif yang seimbang tentang peran diplomasi digital di arena internasional (Buschmeier, 2024).Â
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana diplomasi digital memengaruhi hubungan internasional dengan menganalisis studi kasus, kerangka kebijakan, dan inisiatif diplomatik dari berbagai kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Identifikasi pendorong utama diplomasi digital; 2). Menilai dampak diplomasi digital terhadap resolusi konflik dan kerjasama internasional; 3). Mengusulkan strategi untuk mengurangi risiko yang terkait dengan diplomasi digital.Â
Temuan ini diharapkan bermanfaat bagi para pembuat kebijakan, diplomat, dan cendekiawan dengan memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti dalam memanfaatkan alat-alat digital untuk keterlibatan diplomatik yang berkelanjutan.Â